BLANTERWISDOM101

I Forgot How To Return Chapter 02 Part 03


Chapter 02 : Without Magic (Part 03)




Kediaman Duta Kerajaan Conscience




Di sebuah ruangan besar berwarna putih, Haruto sedang
tertidur di atas sebuah kasur besar. Hatsumi yang sedang duduk di samping kasur
tersebut sambil menatap Haruto yang tertidur itu.




“Hatsumi-ojousama.. Sudah waktunya untuk makan malam.”




Di samping Hatsumi, berdiri seorang perempuan muda dengan
pakaian maid.




“Un. Aku akan ke sana sebentar lagi, Satsuki.”




Pelayan bernama Satsuki itu menundukkan kepalannya
kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.




Hatsumi memandang pelayan itu pergi dan menutup pintu
kamar itu kemudian kembali menghadap Haruto.




**********




“Uuh..”




(Dimana ini?)




Haruto perlahan-lahan membuka matanya dan melihat atap
yang asing baginya.




(Apa aku telah memasuki rute protagonis yang umum itu?)




Memikirkan hal itu, Haruto memalingkan pandangannya ke
arah Hatsumi yang berada di sampingnya.




“Haruto! Syukurlah..”




“Hatsumi..? Dimana ini?”




Haruto bangkit dan duduk di atas kasur itu sambil menatap
Hatsumi.




“Ini adalah kediaman duta Conscience.. Setelah kau
pingsan, aku membawamu ke sini.”




(Ah, itu benar.. Setelah kekuatanku di segel, aku
kehilangan kesadaranku..)




Haruto mencoba untuk merasakan kekuatan sihirnya namun ia
tidak berhasil.




(Sepertinya kali ini kekuatanku benar-benar tersegel..)




Haruto menatap punggugng tangannya sambil tersenyum pahit.




“Hatsumi.. Bisa kau ceritakan apa yang terjadi setelah aku
pingsan?”




“Ya.. Tentu saja.”




★★★




 “«White
Seal»-dono!!!”




Setelah beberapa saat melaju, akhirnya aku sampai di
perbatasan Serenity. Prajurit yang kulihat kemarin itu berseru melihat
kedatanganku.




“Apa anda baik-baik saja?”




“Ya.. Aku baik-baik saja.”




“Sebenarnya, kemarin kami melihat sebuah badai dari
kejauhan.. Kami pikir anda terjeba di dalam badai itu.. ”




(Badai? Aah.. Mungkinkah itu adalah sihir yang digunakan
Haruto saat itu? Jadi, orang-orang di sini bisa melihatnya, ya..)




“Ngomong-ngomong, siapakah orang yang anda bawa, «White
Seal»-dono?”




“A-Ah.. Dia.. Dia..”




― Gawat, apa yang harus kukatakan? Orang dari dunia lain?
Cucu pahlawan? Tidak mungkin aku mengatakannya!!! Berpikirlah diriku!!!
Ummmm…………………..




“Dia.. Umm.. Orang yang kutemukan saat pergi ke wilayah
musuh.. Sepertinya para iblis menangkapnya..”




― Apa yang kukatakan!!!!???? Gawat.. Mereka bisa curiga..
Bagaimana ini…




“B-Bagaimana dengan para iblisnya, «White Seal»-dono?”




“E-Entahlah.. Saat aku tiba di sana, para iblis itu sudah
dimusnahkan.. Lalu aku melihat dia sendirian..”




“A-Apa itu benar!!!? Para iblis itu sudah dimusnahkan!!?”




“Y-Ya.. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”




Pada akhirnya aku mengatakan kebohongan itu.




Prajurit itu segera berlari menuju posnya untuk
memberitahu teman-temannya, kudengar sorakan yang meriah dari arah itu. Sambil
membawa Haruto, aku pegi menuju gerbang dan memasukinya.




★★★




“Setelah itu, aku membawamu ke sini.”




Haruto menyimak dengan seksama cerita dari Hatsumi
kemudian bertanya.




“Hei, berapa lama aku pingsan?”




“Sekitar 12 jam.”




(Setengah hari,ya…)




Haruto mengutuk dirinya yang lengah selama setengah hari
ini.




“Haruto, apa tubuhmu baik-baik saja?”




“Ya..”




Haruto memperhatikan tubuhnya dan mendapati bahwa ia
memakai kemeja putihnya, jubah hitam dan pedang yang tergantung di pinggangnya
telah hilang.




(Apa Hatsumi yang melepaskannya?)




Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan pelayan Satsuki itu
memasuki ruangan. Pelayan itu sedikit kaget melihat Haruto yang sudah siuman
namun segera memperbaiki sikapnya.




“Hatsumi-ojousama, Yang mulia Raja dan Ratu sudah datang
dan menunggu di ruang makan.  Haruto-sama
dipersilakan untuk ikut bersama anda..”




“A-Ayah dan Ibu!!?”




Hatsumi terlihat kaget mendengarnya.




“Aku mengerti.. Aku akan segera ke sana.”




Berbalik menghadap Haruto, ia berkata.




“Haruto.. Maukah kau ikut makan malam bersama?”




“……. Baiklah..”




Pada akhirnya, Haruto berjalan mengikuti Hatsumi menuju
ruang makan.




(Aku akan bertemu dengan Yang Mulia? Mereka orang tua
Hatsumi, ‘kan? Apa yang harus kukatakan padanya?
Uuuh............................................................ Eh? Tunggu
dulu, mengapa aku harus merasa bingung dengan hal ini?)




Benar, Haruto sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa..
Tidak perlu melakukan apa-apa. Jadi, sebenarnya apa yang dipikirkan oleh
Haruto? Tidak ada yang tahu jawabannya bahkan untuk Haruto sekalipun untuk saat
ini.




Hatsumi dan Haruto akhirnya sampai di sebuah pintu.
Hatsumi segara membukannya.




“Ayah.. Ibu.. Selamat datang.”




Sebuah ruangan yang sangat megah, Raja dan Ratu sedang
duduk di sebuah meja makan panjang yang mewah. Sang Raja mengenakan kimono
berwarna hitam sementara Sang Ratu mengenakan yukata berwarna biru. Di hadapan
mereka terdapat beberapa hidangan mewah yang disiapkan untuk makan malam.
Hatsumi dengan elegan menundukkan kepalannya dan menyambut kedatangan keduanya
dengan senyuman.




Haruto kaget melihat hidangan yang terhampar di atas meja
tersebut, karena…




(I-Ini…
S-S-Sushi!!?)




Ya,
makanan yang tersedia di atas meja itu adalah sushi. Berbagai macam jenis sushi
yang ada membuat Haruto ingin segera menyantapnya.




“Hatsumi,
ayo kemari.. Makan makan sudah siap― Ara ara… Siapakah laki-laki muda yang
berada di belakangmu itu Hatsumi? ”




Berwajah cantik dengan rambut perak panjang dan mata berwarna biru, Sang Ratu menatap ke arah Haruto.




Hatsumi menatap ke arah Haruto cemas seakan-akan bertanya,
“Apa yang harus aku katakan?”.




Haruto melangkah maju lalu menundukkan kepalannya.




“Perkenalkan Yang Mulia.. Namaku Katsuo Haruto.”




““KATSUO-SAMA―!!!??””




Keduanya terkejut mendengar nama itu. Tidak seperti
Hatsumi, sepertinya mereka berdua langsung mengetahui identitas dari sosok
Haruto.




Mereka bangkit dari tempat duduk mereka kemudian mulai
memperkenalkan diri.




“Maaf atas ketidak sopanan saya, Katsuo Haruto-sama.
Perkenalkan, nama saya adalah Shirasaki Kagami.”




“Nama saya Shirasaki Hana.”




Mereka berdua membungkukkan tubuh mereka dengan hormat ke
arah Haruto.




(Orang tua dan anak sama aja…)




“T-Tolong angkat kepalamu.. Anda merupakan seorang raja..
Tidak pantas untuk anda melakukan hal ini padaku..”




“Maafkan saya karea tidak menyadari kedatangan anda..”




“Tidak.. Maaf atas kedatanganku yang tiba-tiba..”




“Apa yang anda katakan!? Anda akan selalu diterima kapan
pun..”




“Ah! Bagaimana kalau kita makan dulu.. Hatsumi, ajak
Haruto-sama untuk makan.”




Keduanya mempersilakan Haruto untuk ikut makan bersama
mereka.




“Ayo, Haruto..”




“Y-Ya.. Terima kasih.”




Mereka akhirnya duduk bersebeahan. Haruto menatap hidangan
sushi yang berada di depannya dengan penuh kekagumam.




(Tak kusangka kakek dan nenek sampai membawa budaya Jepang
ke dunia ini..)




Haruto tersenyum sambil menatap Hatsumi.




(Sepertinya, kehidupanku di sini akan semakin menarik.)




Haruto bersyukur karena pertemuannya dengan Hatsumi. Ia
tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya bila ia bertemu dengan orang yang
haus dengan kekuatan atau yang semacamnya. Dengan penuh hormat ia menyatukan
telapak tangannya.




““““Selamat makan!!!””””




□□□

Share This :
KaiToranslation

Just a stray translator that usually found on the internet.

0 Comments