Chapter 5 : Harapan, atau Kegelapan Tanpa Batas - Untuk Keajaiban
Part 1
Lokasinya adalah halaman sekolah. Waktunya
adalah malam hari.
Para pemain utama adalah Kamijou Touma dengan
Imagine Breaker dan Kihara Yuiitsu dengan World Rejecter curian.
Beberapa gadis juga ada di sana.
Juga Kamisato Kakeru, terkapar di tanah tanpa
tangan kanan.
Setelah meninjau keadaan di dalam pikirannya,
Kamijou membuka mulutnya untuk berteriak.
“Salome!! Melingkar dari kanan!!”
“Kenapa kau meneriakkan rencanamu di depan
musu-… oh, aku paham.”
Si gadis telanjang berjashujan menyeringai
setelah menyadari dan mematuhi petunjuk Kamijou.
Kamijou mengambil lengkung kecil dan Salome
mengambil yang besar.
Kamijou yang pertama kali berlari, tapi
karena perbedaan dalam potensi mereka, Salome melewatinya dengan mudah. Si
gadis jas hujan mendekati Kihara Yuiitsu dengan tempo pergerakan yang
mengacaukan pandangan seseorang.
Tapi si wanita dengan jas lab dan setelan
murahnya tak terpengaruh.
Dia hanya mengangkat tangan kanannya yang
dipaksa menyambung pada lengan kanannya.
“…?!”
Kamijou merasa ketakuan memenuhi perutnya.
Jika Imagine Breaker dan World Rejecter
beradu, tangan kanannya akan terobek. Dan “benda” misterius itu akan menyembur
keluar dan menyebabkan kerusakan tak terkendali. Jika itu terarahkan pada
Salome, Kamisato, atau yang lainnya, itu akan memicu skenario terburuk yang
bisa terjadi.
Kamijou menekan sol sepatunya ke tanah dan
untuk membanting rem, tapi sesuatu yang aneh terjadi.
Tidak, malah kebalikannya.
Tak ada yang terjadi. Tak sama sekali.
(Apa? Itu tak bekerja?! Atau hanya tipuan?!)
“?”
Bahkan Kihara Yuiitsu memirngkan kepalanya.
Dia mengepal dan membentang tangan kanannya
sendiri(?) dan memberi tampang kebingungan, tapi kemudian si gadis telanjang
berjashujan mencapainya.
“Kee hee hee!!”
Beberapa suara kering terdengar cepat.
Salome mengayunkan kedua tangannya dengan
tenaga yang cukup untuk membelah udara dan Kihara Yuiitsu hanya menggunakan
kaki kanannya. Tanpa membiarkan kakiknya untuk menyentuh tanah, dia membuat dua
kali dan kemudian tiga kali tendangan.
Setelah itu, telapak kaki bisa terdengar
meluncur di sepanjang tanah.
Yang mengejutkan, itu adalah Salome yang
tertekan balik.
Bagian bawah jas hujannya bergoyang seperti
clione.
Bahkan tanpa melirik si pembunuh massal
berjashujan, Yuiitsu memandang tangan kanannya yang dia arahkan menuju bulan.
“Iya, kurasa kau tak akan membiarkan seseuatu
seperti itu membunuhmu.”
Dia akhirnya menurunkan tangannya dan
tersenyum tipis.
“Gelombang
kejut yang menyebar dari beberapa titk yang berasal dari dampak bertabrakan
dalam tubuhmu yang kemudian membuat gelembung mematikan dalam pembuluh darahmu
… manusia normal seharusnya sudah jatuh dalam kematian setelah itu. Dan lagi,
aku hanya menggunakan initasi murahan dari salah satu
teknik Amata-chan. Ditambah, itu tak akan sangat romantis jika kau
mati begitu saja.
Dia tak hanya memiliki sekadar World Rejecter
di dalam tangan kanan curian.
Melenyapkan itu tak akan cukup untuk
mengalahkannya.
Keringat tak menyenangkan mengucur dari tubuh
Kamijou, tapi dia tak punya pilihan lain selain fokus pada apa yang harus
dilakukan. Masalahnya seperti benang kusut atau sebuah gunung besar, jadi dia
tak bisa menyelesaikan semuanya sekaligus.
Dan juga, ada alasan di balik Kamijou dan
Salome memutar untuk menyerang dari kanan.
Kamijou menempatkan tangan di punggungnya dan
menggunakan jarinya untuk menarik perhatian dari Ellen dan Elza yang lambat
mengambil tindakan. Dia memerlukan mereka untuk melakukan sesuatu.
Dengan…
“’Memberikan Kamisato pertolongan pertama
menjadi yang terpenting. Kami akan menahannya, jadi kalian ikatlah
pergelangannya.’ …begitukan? Hee hee. Bercanda!!”
Rasanya seperti wanita itu membaca langsung
pikirannya.
Keringat pasti telah membuatnya dehidrasi
karena dia merasakan tenggorokannya mulai kering.
Kihara Yuiitsu tertawa pelan.
“Yah, jangan
pikirkan aku. Lakukan sebisamu dalam pertarungan itu. Karena setiap menit dan
detik kau mengulur hidupnya adalah setiap menit dan detik kau tersiksa dalam
kesadaran dari apa yang hilang darinya. Hmm, kurasa antara baik dan buruk
adalah buruk dan antara suka dan tidak suka adalah tidak suka. Sangatlah sempurna.”
Kali ini, dia membuka lebar tangan kanannya.
Dia bersiap untuk mengayunkannya tanpa ampun
pada adik Kamisato Kakeru yang berada sangat dekat.
Itu adalah target yang sempurna untuk dibunuh
di depan pemuda untuk merobek hatinya menjadi serpihan.
“Sialan. Awas, Salome!!”
“Tidak, tunggu!”
“Jangan masuk ke dalam bayangan tangan
kanannya! Berkata ‘apa kau berharap akan dunia baru’ bertindak sebagai pemicu,
jadi gunakan itu sebagai acuan kapan kau menghindar!!”
“Kau
booooooooooooooodoh!! Kenapa kau memberitahunya
bagaiamana cara menggunakannyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?!”
Bibir kamijou membiru.
“Oh, begituuuuu,” kata Yuiitsu dalam nada
canda.
Dan kemudian…
“Apa kau berharap akan dunia baru?”
Terdengar seperti bingkah dunia telah
terkoyak.
Salome, yang berada sangat dekat Yuiitsu,
menekuk pinggangnya. Dia melengkung mundur selagi berdiri, seolah melakukan
kayang dalam senam. Kehilangan targetnya, World Rejecter mencabik halaman
sekolah dan tanahnya benar-benar menghilang.
Si gadis jas hujan tak berhenti bergerak.
Untuk menghindari serangan kedua dan ketiga
yang menuju padanya, dia melakukan salto di udara sebagai cara lari yang tak
biasa. Jas hujan gandanya berkibar seperti cadar penari.
“Begitu, begitu. Jadi begitu cara kau
menggunakannya. Ah ha ha! Luar biasa. Sangat luar biasa. Ini benar-benar
mengabaikan relatifitas dan konservasi dari massa! Apa ini menggunakan
teleportasi? Faktanya, fenomena supernatural ini sangatlah luar biasa aku harus
mengira bagaimana ini bisa menghindar memicu ledakkan yang terjadi dari
pemisahan atom-atom!!”
Sekarang kihara Yuiitsu bisa menggunakan
tangan kanan yang dia curi sepenuhnya.
Kamijou melihat ke bawah ke tangan kanannya
sendiri.
Saat Fiamma Si Kanan telah mengambil tangan
kanannya, Imagine Breaker kembali begitu saja pada Kamijou karena “yang berdiam
dalam tangan kanan Kamijou Touma adalah perantara yang mengisi Imagine
Breaker”.
Apakah World Rejecter Kamisato berbeda?
Atau…
(Yang berdiam dalam tangan kanan Kamijou.)
Dia meneguk dan menerapkan kondisi yang sama
pada orang lain.
(Jadi jika seseuatu membuat Kihara Yuiitsu
tampak seperti Kamisato Kakeru, akankah World Rejecter terus melihatnya sebagai
pemiliknya?!)
Part 2
Angin malam membawa suara bisikkan.
“Ini tak bagus. Si pembunuh massal itu
terpojokkan. Bukannya ini sangat, sangat buruk?”
“Meski jika ini adalah serangan kejutan,
mengalahkan Kamisato-san dalam satu serangan sudahlah cukup untuk
mengartikannaya sebagai ‘buruk’.”
“Kota Akademi sudahlah cukup gila dalam
kondisi terbaiknya, tapi berapa banyak bonus yang dia tambah di atasnya?”
Mereka datang dari belakang pohon sisi jalan.
Mereka datang dari atap bangunan.
“Jujur saja, aku tak ingin si adik itu
mendapatkan semua pujian.”
“Ini tak seperti kita punya pilihan. Jika
kita pilih-pilih di sini, Kamisato-kun mungkin saja mati.”
“Dan sayangnya, memberikan dorongan pada
Salome tampaknya akan menjadi cara yang terbaik.”
Mungkin tak begitu penting siapa yang
mengatakan itu.
Yang penting adalah gadis-gadis itu menetapkannya
sebagai keseluruhan.
“Kalau begitu ayo lakukan ini.”
“Iya, untuk menyelamatkan Kamisato Kakeru.”
“Jika ini dapat menyelamatkannya, aku
bersedia untuk menyerahkan kemanusiaanku.”
Part 3
Pembunuh Massal Salome mengangkat kepalanya
sedikit.
Kemudian dia berteriak pada Kamijou.
“Aku memiliki urusan sedikit yang harus
kuatasi! Kamijou-chan, berikan aku waktu. Tiga puluh detik seharusnya cukup.”
“Eh? Ehh?!”
Dia dengan cepat mengalihkan pandangannya
untuk melihat si gadis jas hujan mengecup jam saku yang bergelantungan dari
lehernya.
Itu pasti adalah tanda resolusi baginya.
Kemudain dia melompat ke belakang seupaya
Kamijou pindah berada di depannya. Ini sama saja mengirimnya pada Kihara
Yuiitsu yang sedang mengejar Salome.
Mereka bahkan tak mengatakan sepatah katapun.
Mereka hanya bertukar lirikan sesaat.
“Apa kau berharap akan-…”
“!!”
Selagi dia mengayunkan tangannya, tinju
Kamijou memukul pergelangan tangannya dari arah berlawanan. Tak sebagus
serangan balik, tapi dia harus mengubah jalur tangan Yuiitsu jika dia bisa.
Tapi tak ada perubahan dalam ekspresi
Yuiitsu.
Dia memutar seluruh tubuhnya searah dengan
tangannya yang berubah arah dan kemudian sikunya menikam tajam ke sisi perut
Kamijou. Pukulan keras itu menghentikan Kamijou. Satu serangan mengenai
diafragmanya dan memaksa keluar oksigen dari dalam paru-parunya.
“Oh … gh!!”
Pikirannya hampir seluruhnya hitam, tapi dia
tidak bisa membiarkan dirinya sendiri tak sadarkan diri.
Kihara Yuiitsu sendiri berkata kalau dia
membiarkan gelombang kejut dari beberapa serangan bertabrakan di dalam tubuh
musuhnya untuk membuat gelembung mematikan dalam pembuluh darah mereka.
Jika dia menggunakan itu, artinya kematian
untuk manusia dengan daging dan darah seperti Kamijou.
“..!!!!!”
Kamijou menahan paksa keinginan untuk muntah
dan menekan kakinya pada tanah selagi mereka terancam terpental ke udara. Dan
dengan melakukan itu, dia menyematkan ke bawah bagian bawah jas lab Yuiitsu
yang berkibar saat dia berputar.
Dia tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Dia hanya tahu bahwa suatu dampak menghantam
seluruh tubuhnya. Dia merasa seperti terbungkus dalam ledakan dan yang jumlah
dan arahnya tak diketahui, seolah dia dimasukkan ke dalam tong besi yang
dipukul-pukul oleh tongkat besi. Pandangannya berputar, jadi dia mengira kalau
dia sedang berputar secara vertikal di udara.
Punggungnnya menghantam tanah dengan dampak
bersuara redup.
Kesadarannya akan waktu telah kembali.
“Gah!! Agheh?! Khah!!”
“Oh?”
Kihara yuiitsu terdengar sedikit bingung.
Dia terdengar seperti sesorang yang baru saja
selesai membersihkan dapur dan kemudian menemukan noda minyak di balik kompor
gas. Dia harus menganalisa situasi dan mengetahui bahwa bagian bawah jas lab
telah menggeser dampak dari posisi yang diperkirakan olehnya, tapi tak ada
gelombang kuat dari emosi di wajahnya.
Sebaliknya, dia membuat serangan lebih
lanjut.
Hak tinggi-nya meluncur turun seperti pasak
yang mengincar Kamijou di tanah.
Dia berguling untuk menjauh sejauh mungkin,
tapi…
“Apa kau berharap akan dunia baru?”
“…!! Sialan!!”
Selagi berbaring dengan sisinya, Kamijou
menggunakan lengan dan kakinya untuk melompat seperti udang dan suatu kekuatan
penghapus segalanya mencabik titik yang baru saja dia kosongi. Penampakan tanah
yang tercungkil sudah cukup membuatnya merinding.
Entah bagaimana dia berhasil kembali berdiri,
tapi ada yang bisa dia lakukan lagi.
Imagine Breaker tak berguna melawan World
Rejecter dan dia juga kalah jauh saat membandingkan beladiri murni. Kamijou tak
punya cara menahan Kihara Yuiitsu.
Namun…
“Maaf telah
membuatmu menunggu, Kamijou-chan. Aku telah terisi ulang
sepenuhnya. Kerja bagus sudah bertahan selama tiga puluh
detik.
Suara itu merubah segalanya.
Sosok kecil bergerak melewati Kamijou. Tapi
daripada lewat kanan kiri atau kanan, dia melompat langsung di atasnya. Jas
hujan gandanya mengembung saat menangkap udara. Kemampuan atletis superhuman
ini datang dari si gadis telanjang berjashujan yang dikenal sebagai Pembunuh
Massal Salome. Namun, ada sesuatu yang berubah darinya. Selagi jas hujan tembus
pandangnya berkibar, dia menjilat bibirnya, menerjang menuju Kihara Yuiitsu,
dan mengayunkan tangan kanannya ke samping.
Sesuatu yang aneh terjadi.
Selruh halaman sekolah terbelah dalam bentuk
setengah bulan sepanjang arah tangannya. Seperti halnya dia memegang bilah tak
terlihat dengan panjang dua puluh hingga tiga puluh meter.
“…”
Kihara Yuiitsu berputar di tempat seperti
tokoh skater dan membiarkan jas labnya mengembang ke udara kosong seperti sayap
iblis.
Itu saja.
Setelah suara keras dari kain disobek, si
pembunuh massal memberikan senyuman penuh semangat seram.
“Tak buruk. Kau benar-benar mengalihkan
serangan itu. Biasanya, sayatan tak terlihat pasti menjadi serangan langsung
mati.”
“Kau tak seharusnya menggunakan kata praktis
seperti “tak terlihat” terlau sering. Jalurnya sudah terlihat dari pergerakan
partikel di udara.”
Orang-orang sering menganggap perisai sebagai
alat untuk menahan sebuah pedang karena beban atau ketebalannya, tapi itu tak
akurat. Hujan tembakkan panah adalah hal lain, tapi massa besi yang diayunkan
oleh seluruh tenaga musuh bisa mematahkan lengan orang jika menahannya satu
tangan dengan perisai bulat kecil.
Perisai dimaksudkan untuk “mengalihkan” atau
“memantulkan”.
Memahami itu sejauh mungkin dan sehelai kain
… tidak, sehelai kerta bisa digunakan untuk mengubah arah dari sayatan dan
terhindar dari serangan berbahaya.
“Tapi tampaknya kau mulai mendakati batasmu
juga,” kata Salome.
“Bukannya ada satu cara untuk memastikannya?”
balas Yuiitsu.
Si gadis jas hujan dan si wanita bersetelan
murah dan jas lab melanjutkan pertarungan sengit mereka.
Dengan Yuiitsu yang tak lagi tertuju padanya,
Kamijou merasa sedikit lega dan mengelap keringat di alisnya.
Kemudian dia merasa penasaran akan sesuatu.
(Salome menggunakan tiga puluh detik itu
untuk apa?)
Salome tak menggunakan “bilah tak terlihat”
ganas itu sebelumnya. Itu artinya dia telah melakukan sesuatu. Dia bilang dia
telah terisi ulang, jadi apa yang sebenarnya dia lakukan di belakang sana?
Tanpa alasan pasti, Kamijou melihat ke belakang.
Dan di sana dia menemukan jawabannya.
Puluhan gadis-gadis berserakan di sepanjang
halaman sekolah di belakangnya.
Part 4
Itu baru saja terjadi sesaat yang lalu.
Jika mengabaikan kepribadiannya yang sangat
tak stabil, Pembunuh Massal Slome adalah petarung terkuat Faksi Kamisato dengan
selisih lebar. Semua gadis-gadis itu diam-diam paham akan hal itu, tak peduli
betapa geramnya mereka mengakuinya.
Dalam Internal Offering, dia mengabaikan
tubuhnya menggunakan suatu perawatan cyborg berbahan kimia dan dia telah
mepersembahkan daging dan darah cadangannya pada Dewa untuk menaikkan drastis
kekuatan fisiknya.
Dalam External Offering, dia menghancurkan
senjata dan perisai dengan tangan kosong sebagai cara untuk mempersembahkan
mereka pada Dewa-nya kemudian mengumpulkan daya penghancur dan ciri khas mereka
dalam efek bola salju.
Jika kondisinya tepat, dikabarkan kalau
pembunuh massal itu bisa saja menaklukan Gedung Putih sendirian.
Tapi di saat bersamaan, jika kondisinya tak
tepat, dia tidak bisa menggunakan kekuatan sesungguhnya. Jika rangkaian dari
penghancuran senjata hingga persembahan bagi Dewa-nya hancur, dia tak lebih
dari sekadar orang nyentrik dengan kekuatan konyol yang bisa menghancurkan
pedang Jepang dengan tangan kosong.
Apa yang perlu dia lakukan jika dia ingin
mengalahkan musuh sekuat Kihara Yuiitsu?
Tindakan apa yang paling tepat untuk
menyelamatkan Kamisato Kakeru yang telah kehilangan satu lengan?
Apakah perlu jika Faksi Kamisato ingin meraih
kejayaan sebagai kelompok daripada bekerja sebagai individu?
“Oh, ya ampun!!”
Seseorang berteriak.
Itu adalah
Olivia. Dia dikenal sebagai gadis cosplay yang mahir, tapi baik itu adalah
pendorong jet, tongkat sihir, pedang laser, atau sepatu spesial untuk berlari
sepanjang dinding, dia akan membuat ulang secara
sempurna setiap tiruan karakter baik menggunakan sains ataupun sihir.
Ini membuatnya sangat berbahaya dalam cara yang sama sekali tak dinginkan
pembuat asli, sehingga dia terus-menerus diusir dari suatu acara.
“Aku benci mengakuinya, tapi menyerahkan ini
padamu tampaknya menjadi langkah terbaik.”
Seseorang berpakaian sebagai Magical Powered
Kanamin melompat ke dalam kegelapan halaman sekolah, tapi dia mendecakkan
lidahnya dengan cara yang tak akan pernah dilakukan Kanamin.
“Jadi cepatlah hancurkan aku. Itu akan
memberikanmu apa yang kau butuhkan untuk External Offering-mu, bukan?!”
Salome tak bisa menggunakan kekuatan penuhnya
sebagai pembunuh massal karena dia kekurangan persediaan senjata yang dia butuh
untuk dihancurkan.
Lebih tepatnya, dia harus menggunakan
persediaan dari hari itu dengan memotong alat pembakar sampah dan kekurangan
apa yang dia butuhkan untuk meneruskan rangkaiannya.
Itu artinya dia hanya membutuhkan suatu
pengganti.
Banyak sosok mengelilingi Salome selagi dia
menyelinap mundur.
Ada si gadis bajak laut, si gadis hantu, si
gadis UFO, si gadis pencuri bayangan, dan si gadis pendekar pedang.
Faksi Kamisato terlalu banyak untuk dihitung
dan mereka semua memegang senjata yang si pembunuh massal bisa hancurkan.
Salome adalah penyihir yang memburu buruannya, tapi mengetahui berapa kekuatan
yang dia konsumsi digunakan adalah faktor lain untuk meningkatkan kekuatannya.
Seperti misalnya tarian atau penampilan militer yang dipersembahkan pada Dewa
di masa lalu.
Gadis-gadis itu tak mencari kejayaan
individu.
Mereka hanya berpikir sebagai Faksi Kamisato
secara keseluruhan.
Dengan begitu, Salome tak ragu-ragu.
Si gadis jas hujan menggenggam kedua
tangannya di depan dadanya dan menjilat bibirnya.
“Terima kasih atas makanannya☆”
Part 5
“Ah, ah…”
Dia hanya bisa menatap diam.
Kamijou hanya bisa melihat Salome bertarung
menggunakan taktik kotornya.
“Ahhhhhhhhhhhh!!”
Salome dan Kihara Yuiitsu melanjutkan
pertarungan mereka.
Tapi tak seperti sebelumnya, si pembunuh
massal berjashujan yang berada di atas. Yuiitsu berpengalaman dalam teknik
membunuh dan telah mencuri World Rejecter dari Kamisato Kakeru, tapi Salome tak
menyerah selangkahpun dan jelas tahu rahasia menuju kemenangan di sini.
“Clara. Aku butuh bilah yang lebih tajam!
Korbankan dirimu!!”
“!”
Salome bertarung dengan tangan kosong, tapi
dia tetap memegang suatu bilah tak terlihat.
Dan dia memiliki lebih dari satu bentuk
serangan.
“Lime. Aku butuh jangkauan lebih. Saatnya
perjalanan menuju kuburan!!”
“Bagaimana kau bisa menyuruh orang mati
begitu mudahnya?!”
Tiap kali Salome membuat permintaan dan
seorang gadis melompat masuk, serangannya akan berubah.
Dia secara harfiah menggunakan gadis-gadis
sebagai bahan-bahan dengan menghancurkan senjata mereka dan membuang tubuh
mereka ke samping.
“Luca. Aku butuh memojokkannya dengan serangan
cepat! Giliranmu!!”
“Sialan. Setidaknya gunakan ini dengan baik.”
Itu bisa menjadi pedang, senjata tumpul,
senjata api, atau bahkan rantai.
Serangan tak terlihat sudahlah cukup sulit
untuk ditahan maupun dihindari, tapi tingkat kebingungannya hanya akan
bertambah selagi dia mengubah secara bebas jarak dan bentuk daya rusaknya.
Itu benar-benar merupakan taktik konsumsi
luar biasa. Dalam pandangan seperti mimpi buruk, banyak dan semakin banyak lagi
gadis-gadis yang terkapar, tak sadarkan diri, dan dibuang begitu selagi dia
mengganti senjata dan cara serangnya.
Dan itu tak berhenti sampai di situ.
Esensi kemampuan Salome bukanlah serangan tak
terlihat; itu adalah menaruh berbagai macam serangan sesuai kebutuhan di atas
tangan kosongnya.
Artinya…
“Penyembur api + katana.”
“…!!!!!”
Seluruh dataran terkoyak-koyak. Kihara
Yuiitsu dan bahkan Kamijou, yang melihat dari samping, merasa pikiran mereka
hampir berhenti. Itu terlihat seperti suatu serangan tak terlihat dari senjata
yang tak ada, jadi sayatannya terlihat seperti suatu efek yang ditempatkan di
atas tangan kosongnya. Tapi itu salah.
Itu seperti jika ribuan pedang katana tajam tertembak keluar
dengan daya sebuah penyembur api.
Kamijou meneguk selagi Salome mengorbankan
lebih banyak gadis, mengubah mereka menjadi serangan mematikan, dan melempar
terbang mereka ke arah gadis dengan jas lab dan setelan murah.
“Gas air mata + palu godam”
Sekali, itu adalah sebuah serangan yang
menyebarkan gas pembuta yang mengandung tekanan fisik.
“Ledakan + busur panjang + gitar listrik.”
Sekali, itu adalah senjata akustik ledak yang
meledakkan gendang telinga hanya dengan menarik senarnya.
“Pistol setrum + pistol air + peluru + lontar
martil.”
Sekali, itu adalah peluru besar senapan anti
materiel yang jalur balistiknya melengkung secara kompleks seperti aliran
listrik sepanjang tubuh air.
(Sekarang aku paham.)
Kamijou sampai pada pemahaman terlambat dari
setidaknya sebagian dari kegelapan yang digenggam Kamisato Kakeru.
Salome tak memaksa gadis-gadis dari Faksi
Kamisato untuk mengorbankan diri mereka sendri. Dia tak mengancam mereka maupun
memaksa mereka. Mereka sepenuhnya sukarela. Gadis-gadis itu dengan senang hati
untuk mempersembahkan tubuh mereka dan mereka berharap untuk dihancurkan.
Mereka menyerah pada kejayaan individu demi mendapatkan kejayaan kelompok.
Dengan kata lain, mereka tak peduli apa yang terjadi selama mereka bisa
menyelamatkan Kamisato Kakeru yang telah kehilangan sebuah tangan dan tersiksa
dari syok karena kehilangan darah.
(Itulah mengapa itu sampai padanya. Jika dia
melihat ini, tentu saja dia akan menyalahkan kekuatan yang tiba-tiba muncul di
tangan kanannya. Ini lebih dari sekadar kelompok teman!!)
Bukanlah kekuatan tangan kanannya yang
membuat Kamisato Kakeru spesial.
Dia sendiri tak menyadari kalau dirinya
sendirilah yang menarik semua gadis-gadis itu padanya.
Kamijou pernah sekali memberitahunya, tapi
bahkan dia merasa menggigil di sekujur tubuhnya sekarang.
Hipotesisnya,
jika gadis-gadis di sekitar Kamisato Kakeru benar-benar merupakan efek samping
dari tangan kanannya, maka bukankah mereka akan mulai berubah afiliasi selagi
tangan itu menetap pada Kihara Yuiitsu? Kamijou tahu kalau itu tak akan pernah
terjadi, tapi pemikiran itu tetap menetap dalam kepalanya yang jelek seperti
suatu teori tak berarti tentang dunia yang menuju akhirnya.
Meski cukup frustrasi, itu sangat efektif.
Kihara Yuiitsu menggunakan jas lab-nya untuk
mengalihkan berbagai macam serangan dan menjaga kerusakan dalam tingkat
minimal, tapi perisai dari kain itu mulai terkoyak-koyak. Jika serangan itu
terus berlanjut, bentuk dari pakaian akan benar-benar terobek dan tak lagi
berfungsi sebagai perisai. Ketika dia tak bisa menggunakannya lagi, semuanya
berakhir. Salome terus mengganti metode serangannya, menambah ciri khas baru, dan
menaiikkan daya hancur-nya dengan rangkaian yang tak pernah berhenti. Sekali
dia serius, dia tampaknya memang menjadi kekuatan yang tak terbendung.
“!!”
Kihara Yuiitsu pasti tak menginginkan
pertarungan panjang karena dia mengambil suatu langkah maju paksa.
Dia menempatkan dirinya sendiri ke dalam
bahaya dengan bergerak mendekat dan mengayunkan tangan kanan yang ditempel
paksa-nya itu.
Bayangannya merayap di sepanjang tubuh
Salome.
Dan monster lain ini mengatakan kalimat yang
dibutuhkan untuk menghentikan keganasan si pembunuh massal berjashujan.
“Apa kau berharap akan dunia baru?”
Kali ini.
Kali ini pikiran Kamijou Touma benar-benar
menjadi kosong.
Dia bahkan tak punya waktu untu meneriakkan
nama Salome.
Kali ini sangat fatal. Itu adalah serangan
telak. Si wanita telah mengatakan kalimatnya dengan bayangan tangan kanannya
yang seluruhnya mengenai tubuh si gadis. Saat Word Rejecter diaktifkan, itu
memiliki cukup kekuatan untuk bahkan mengalahkan banyak Dewa Sihir. Tubuh
Salome akan dengan cepat “diasingkan” menuju wilayah ruang antara garis waktu
berhubung. Pada dasarnya, seorang manusia hidup akan dikirim menuju dunia lain,
tak akan pernah terlihat lagi.
Atau begitulah seharusnya.
“Tentu saja itu tak akan bekerja. Jangan anggap
Faksi Kamisato remeh, terlebih saat kau hanya meminjam benda itu.”
Kamijou hanya melihat satu sisi di kejadian
sebelumnya, jadi ini benar-benar di luar pemahamannya.
Tapi tangan kanan Kamisato Kakeru hanya
melempar orang-orang ragu yang memiliki keinginan bertentangan. Dan siapapun yang
dia terima tak memilki keinginan bertentangan seperti itu dan telah menemukan
satu jalan untuk ditapaki di dunia ini.
Patricia Birdway sama seperti itu.
Itu karena dia memiliki kualifikasi itu,
Kamisato Kakeru bisa mengusap kepalanya dan menjabat tangannya. Kamisato telah
menerima kepribadiannya dan mengumumkan rasa hormatnya pada Patricia terlebih
karena pikiran murni yang mencegahnya terlempar oleh sentuhan tangan kanan itu.
Jadi…
“World Rejecter tak akan berlaku pada
siapapun dari Faksi Kamisato, bukannya begitu? Bagaimanapun juga, kami semua
telah diterima oleh Kamisato Kakeru dan kami semua telah membuktikan kalau kami
tak memiliki satupun keingingan yang bertentangan.”
“…”
Kihara Yuiitsu pasti tak mengetahui kondisi
itu.
Jika dia tahu, dia tak akan begitu ceroboh.
Itu tak begitu sulit dipercaya karena dia baru saja mencuri tangan kanan itu
dan pengetahuannya tentang itu berdasarkan dari “peringatan salah” yang Kamijou
tak sengaja.
Di atas itu, Salome telah membuat pertunjukan
dengan menghindari tangan kanannya hinga sekarang.
“Dan maaf mengatakan ini, Nyonya Balas
Dendam, aku rela untuk membunuh jika itu untuk kakak bodoh sialan itu yang
sangat menikmati harem menjijikannya itu! Tekad itu tak akan pernah goyah!!”
Tapi meski begitu, kesalahan itu adalah
kekalahan yang telak.
Begitu serangan awal gagal, ini kembali ke
dalam wilayah Pembunuh Massal Salome.
Dia telah mengonsumsi begitu banyak gadis
untuk terus menerus memoles rangkaian External Offering-nya. Dia sekarang bisa
membelah sebuah kapal perang menjadi dua dengan satu ayunan lengannya dan dia
mengayunkan lengan itu hampir tanpa peduli.
Kihara Yuiitsu menyerah menggunakan
perisainya.
Untuk pertama kalinya, dia melompat ke
samping dengan seluruh kemampuannya untuk menghindar.
Tapi itu bahkan tak cukup.
Sesaat kemudian, tangan kanan Kihara Yuiitsu
terputus dengan suara yang begitu nikmat sehingga terlihat tak pada tempatnya.
Tali hitam kasar yang menjahit tangan kanan
curian itu terkoyak. Itu bukan potongan sempurna, tapi itu memotong lebih dari dua
pertiga bagian dan itu bahkan terlihat lebih menyatkitkan tergantung dengan
terputus sebagian seperti itu.
“Pertama-tama, aku akan mengambil kembali
tangan kanan itu.”
Si gadis jas hujan tersenyum ganas.
“Itu adalah miliki kakak bodoh sialanku.
Kekuatan itu diberikan kepada Kamisato Kakeru. Mencari tahu bagaimana
mengatasinya adalah tugasnya, jadi orang luar sepertimu tak bisa memutuskan
untuknya.”
“Hee hee.”
Kemudian sesuatu yang aneh terjadi.
Kihara Yuiitsu tertawa meski mendapat tangan
kanannya terputus lebih dari dua pertiga bagian.
“Memang benar aku tak tahu kondisi sebenarnya
untuk mengaktifkan World Rejecter. Tapi sepertinya kau telah salah paham akan
sesuatu juga. Mungkin saja aku hanya menyadari ini karena mendapakan kekuatan
ini untuk diriku sendiri.”
“?”
“Sungguh simbolisme yang aneh. Seperti halnya
Imagine Breaker adalah dua kekuatan untuk menolak dan suatu titik referensi
atau titik restorasi untuk segalanya, World Rejecter adalah dua kekuatan untuk
menerima dan sesuatu seperti aplikasi penghapus. Ketimbang menghancurkan
targetnya begitu saja, itu menghapusnya dengan memprosesnya menjadi sesuatu
yang siapapun tak bisa baca.”
Dia terdengar tenang dan dia tak berhenti.
“Mungkin itu sedikit keluar topik. Tidak,
kurasa tidak. World Rejecter menggenggam kekuatan untuk menghapus banyak Dewa
Sihir, tapi itu tak sepenuhnya menghancurkan mereka. Jika kau tak pernah bisa
melihat mereka lagi, itu mungkin sama saja dengan mati, tapi tak begitu
akurat.”
“Salome … ini tak bagus. Mundur. Ini sangat,
sangatlah buruk!!”
“Jika itu bisa mengirimkan mereka ke sana,
tangan kanan ini pasti melintasi dua wilayah. Kau bisa menganggapnya seperti
Dejima selama pengurungan diri periode Sakoku. Dan jika tangan kanan ini
bertindak sebagai ‘akhir dari dunia’ yang nyaman bagi apa yang ada di sisi
lain…”
Kamijou merasa sesuatu merayap di
punggungnya.
Dia tak bisa membiarkannya mengatakan ini.
Hanya ini yang tak bisa dibiarkan Yuiitsu
mengatakannya.
Dan kemudian Kihara Yuiitsu mengangkat tangan
kanannya yang hampir hancur seolah untuk meumukul lonceng peringatan aneh dalam
pikirannya.
Dia mengankatnya ke depan.
“… maka bukankah aku bisa menggunakannya
untuk seperti ini? …memanggil Niang-Niang.”
Sesuatu
menggelembung keluar dari pergelangan Kihara Yuiitsu … tidak, dari dalam tangan kanan.
“Ah”
Sebelum pikiran Kamijou dapat memahami, itu
sudah dimulai.
Sesuatu mengalir keluar dari luka yang
menganga. Itu mirip cairan lengket dan itu melilit di sekitar lengan Kihara
Yuiitsu seolah bergerak menuju ke bahunya. Permukaannya mulai bergelembung
lebih intens.
Sesuatu melebar keluar dari bahunya.
Itu terlihat seperti dua lengan tersambung
pada satu bahu, tapi itu kurang tepat.
Sesuatu telah tumbuh di sana.
Sesuatu yang panjang dan ramping telah
merayap naik dari tangan kanan rusak dan tumbuh dari bahu.
“Ahhh”.
Itu adalah tubuh rambing seorang gadis.
Kulitnya terlalu pucat untuk disebut manusia hidup, secarik jimat tertempel di
dahinya, sebuah gaun cina mini menyelimuti tubuhnya, dan suatu pandangan
provokasi memenuhi matanya.
“Niang-Niang. Dia seharusnya hanya bisa
berada “di dalam” tangan kanan, tapi kau hanya perlu melakukan ini, bukan?
Bahkan saat mereka menyegel satu negara, pemikiran barat tetap menemukan jalan
masuk dan semuanya yang melihat kapal hitam mengambang di laut hanya bisa
bergemetar ketakutan. Dengan cara yang sama, kau mungkin bisa membatasi
koordinat mereka, tapi tak ada cara untuk menekan keberadaan dari Dewa itu
sendiri.”
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh?!”
Kamijou berteriak dari atas paru-parunya.
Sesaat kemudian, Niang-Niang melebarkan kedua
lengannya dan kesepuluh jarinya berubah menjadi masing-masing pedang, tombak,
kapak, tongkat, dll. Mereka semua bergetar seperti alat musik mengeluarkan
keriuhan bernada tinggi.
Dan…
Dan…
Dan…
Ini adalah keagungan tertinggi suatu Dewa.
Itu adalah apa yang keluar dari suatu tangan
kanan pemuda tertentu.
Kekuatan dari Dewa Sihir yang seharusnya
sudah dikalahkan mengisi kegelapan malam di sekolah itu.
Part 6
Bermula dari Distrik 7, suatu gelombang kejut
begitu kuat menyapu sepanjang Kota Akademi.
Part 7
Jujur saja, Misaka Mikoto mengharapkan
semacam kesenangan.
Sehari sebelumnya, dia berpapasan dengan
seorang gadis berjashujan selagi berkeliling kota saat malam. Gadis itu
terlihat berada di luar semua akal sehat dan dia dengan angkuhnya memegang
suatu “kemungkinan baru”. Itu adalah harapan besar bagi Misaka Mikoto yang
sedang merasa bosan saat itu. Si Jagoan Tokiwadai telah secara tak tepat
berharap kalau dia mungkin menemukan semacam kesenangan lebih yang akan
bertindak sebagai tanda jalan.
Tapi ketika dia tersentak dari getaran di
dalam tanah, dia merasa kepalanya mendingin cepat.
Dia baru saja menyadari betapa mendidihnya
pikirannya.
“Apa … apaan itu?”
Dia berbalik mengahadapnya.
Seseuatu yang tak dia kenal berada di sana.
Jika dia pergi ke sana, dia bisa mengetahui apa itu. Suatu dunia baru terbuka
di depan matanya. Namun, dia tak merasakan kegembiraan sebelumnya. Jantungnya
mulai berdetak di dadanya, tapi itu hanya terisi oleh rasa tegang. Dia bisa
mengetahui sesuatu yang tidak dia inginkan dan tak ingin dia terima menunggunya
di sana.
Tampaknya dari sekolah.
Berdasarkan ukuran kampusnya dan jumlah
bangunan sekolahnya, itu mungkin merupakan gabungan dari SMP dan SMA.
Tapi pagar besi terjatuh, pohon-pohon
tumbang, dan kaca yang baru saja diperbaiki terpecah di mana-mana.
Orang-orang terkapar di seluruh halaman
sekolah, tapi apakah mereka benar-benar murid? Puluhan gadis-gadis berumur
sekitar SMP dan SMA tak sadarkan diri di sana.
Dan dia atas itu semua, dia melihat tiga
orang lain.
Yang satu adalah seorang gadis berjashujan
yang telah tercabik menjadi potongan.
Yang satu adalah seorang pemuda berambut
runcing yang mengenggam “potongan” itu selagi berbaring penuh darah di atas
tanah.
Yang satu adalah seorang wanita dengan jas
lab dan setelan murah yang memiliki monster benar-benar aneh yang tumbuh dari
lengan kanannya.
Dia sama sekali tak berbica apa-apa.
Teriakkannya lebih seperti suara murni.
Misaka Mikoto berlari melewati pagar rubuh
menuju si pemuda. Kamijou Touma dengan goyah menatap balik padanya selagi
mengenggam jas hujan yang telah kehilangan segalanya dari bawah pinggangnya dan
kepalanya melengkung pada sudut yang aneh. Dia mengatakan kalimat “menjauhlah”,
tapi dia tak bisa menuruti itu.
“Heh heh.”
Si wanita berjaslab tak tampak begitu
terganggu dengan kedatangan penyusup yang tiba-tiba.
Dengan suara yang aneh, lengan kanan dengan
pergelangan terbelah mengalami perubuhan hebat.
“Eh heh heh.”
Sesuatu terjadi selagi si pemuda dan gadis
melihatnya.
Seorang gadis China mini telah muncul dari
lengan kanan itu, tapi sekarang bahkan suatu yang lebih aneh menyembur keluar
dari bahunya.
Yang satu adalah seorang laki-laki blonde
betampang ramah dengan bulu tertempel seperti sebuah surai singa.
Yang satu adalah seorang laki-laki coklat
dengan kaca bulat hitam terpoles ditempatkan di kaki.
Yang satu adalah seorang wanita muda dan
cantik mengenakan gaun hitam untuk berkabung khas barat dan sebuah cadar
berwarna sama untuk menutupi ekpresinya.
Yang satu adalah seorang laki-laki setengah
telanjang dengan tato khas indian menyelimuti sekujur tubuhnya dan sebuah
lengan kiri palsu dari perak.
Termasuk si China mini, ada lima dari mereka.
Tangan manusia aslinya tersembunyi dari
penglihatan seolah terkubur dalam anemone laut. Kelima sosok itu telah menjadi
lima jari besar dan seluruhnya berfungsi sebagai tangan raksasa di mana si
wanita berjaslab dengan bebasnya membuka dan menutupnya sebagai jari barunya.
“Ah ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha
ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha
ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha
ha ha ha!!”
Tawa kencangnya tampak seperti menguasai
dunia.
“Ya, ya! Tangan kanan ini memang tak adil.
Bukan mereka yang aneh. Masalahnya adalah World Rejecter ini mengizinkan mereka
untuk muncul di dunia ini meski termasuk dalam kategori yang sama sekali
berbeda!!”.
“…un.”
Saat Mikoto berlari menujunya, Kamijou
berlumuran darah membuka mulutnya selagi berusaha mengambil napas.
“Lari … kita … kita bukanlah tandingan mereka
… tandingan itu…”
“Apa yang kau-…?”
“Mereka adalah…”
Tak bisakah dia bahkan mengangkat lengan
menggantungnya dan menunjuk lurus?
Dia terllihat seperti dia akan segera
berhenti bernapas kapanpun, tapi dia memaksa paru-parunya untuk terus bekerja
dan memeras keluar kata-kata.
Dan tentu mereka adalah kata-kata yang
seperti mimpi buruk.
“Kau ingat …
Dewa Sihir itu yang dipanggil High Priest, kan? Mereka semua seperti itu … dia bisa
menarik monster setingkatnya sebanyak mungkin!!”
Pikiran Mikoto menjadi kosong.
Ini lebih dari sekadar kosong dari memori
atau pikiran.
Kesadarannya itu sendiri menghilang.
Dia berpikir suatu individu bernama Misaka
Mikoto akan dihancurkan menjadi serpihan.
Karena bagaimanapun juga, tak mungkin mereka
bisa menang. Setelah berlari sepanjang Kota Akademi dengan acrobike, adalah
seseorang lain yang telah menghabisi High Priest dengan telak. Jika itu gagal,
Komet Arrowhead itu mungkin saja menghancurkan Kota Akademi.
Dan ada lebih dari satu?
Mereka akan menyerang secara serentak?
“…………………………………………………………………………………………………”
Mikoto dengan putus asa menyokong punggung
penuh darah Kamijou dan memutar kepalanya.
Dan dia melihat…
“Eh heh.”
Seorang monster.
Monster berjaslab tak terselamatkan itu
tertawa di bawah terang bulan.
“Ya, ya! Melibatkan orang-orang yang tak ada
hubungannya dalam balas dendan pribadimu adalah kebodohan. Antara baik dan
buruk adalah buruk, dan antara suka dan tidak suka adalah tidak suka … Sensei
tak akan pernah membiarkan ini. Ah ha ha.”
“*Menghela*…*menghela*…”
“Tapi aku
tak peduli. Ini mungkin berbeda dengan Sensei, tapi itulah yang membuatnya begitu luar biasa. Aku
lebih dan lebih menyadarinya. Aku masih memiliki jalan yang panjang untuk
dilalui dan aku masih lembut tak berdaya seperti tanah liat, tapi … itulah
mengapa. Aku tak boleh ragu-ragu untuk mencetak setiap hal kecil menjadi bentuk
untuk menciptakan jalan unikku. Ya, ya … tidak. Mungkin mengabaikan idealmu
untuk tujuanmu adalah bentuk lain dari romansa. Tapi bagaimanapun juga…”
Dia memiringkan kepalanya sedikit.
Dia mengangkat tangan kanan itu yang
menggenggam kekuatan paling besar dan paling mematikan.
“Jika kau ingin menganggu, maka matilah. Di
sini sekarang juga.”
Ini adalah salinan dari hari itu.
Misaka Mikoto menggertakkan giginya pada
ketidakmampuannya sendiri selagi berlari dari High Priest.
Dan sekarang mereka tak punya acrobike yang
serbaguna itu.
Ditambah, akan banyak Dewa Sihir yang
mendekat.
Part 8
“Kh…?!”
Sesosok kecil mengerang di dalam suatu rumah
sakit Kota Akademi.
Dia adalah Patricia Birdway.
Dia adalah gadis yang memiliki sebagian besar
tubuhnya digantikan oleh Dewa Sihir yang dikenal sebagai Nepthys.
Part 9
Kamijou cukup yakin bahwa kesadarannya telah
terus-menerus terputus sesaat demi sesaat dalam jangka beberapa detik.
Ketika pikirannya akhirnya stabil seperti
cahaya lampu diambang kematian, dia menyadari Misaka Mikoto sedang memanggulnya
di atas bahunya.
Pandangannya berputar, dia merasakan
dinginnya angin malam, rasa aneh dari melayang mengangkat perutnya, dia
merasakan getaran dari pijakan tak solid seperti dinding dan papan tanda
bangunan, mereka bergerak dengan kecepatan luar biasa sambil mengabaikan
seluruh gravitasi, dan kumpulan cahaya dari lampu depan mobil dan kaca bangunan
mebuntuti mereka pada sudut yang mustahil.
Dia mulai menyadari apa yang sedang terjadi.
(Dia menggunakan magnetism atau sesuatu yang
lain untuk melompat dari bangunan ke bangunan?)
Karena dia tergeletak di atas bahunya,
pandangan tak stabil Kamijou melihat pemandangan di belakang mereka.
Dan dia melihat sesuatu di sana.
Mikoto sedang melompat dari dinding ke
dinding bangunan bertingkat tinggi tanpa menggunakan pijakan yang pasti, tapi
seseorang mengikutinya dari belakang begitu akuratnya.
Itu adalah Kihara Yuiitsu, perampas World
Rejecter.
Dia dengan paksa mengeluarkan kekuatan dari
banyak Dewa Sihir yang Kamisato Kakeru telah lempar.
“…maafkan aku.”
Kamijou meneguk dan mendengar suara ketakutan
seorang gadis di telinganya.
Itu berasal dari Mikoto yang sedang berada di
tengah aksinya.
Seseuatu yang besar pasti telah terjadi
karena kain terkoyak dari mantelnya terbawa oleh angin.
“Aku minta maaf. Aku minta maaf karena
menginginkan suatu kesenangan dan ingin meninggalkan jalur normal tanpa
mengetahui apa itu artinya. Jika ini karena aku … karena aku meminta ini … maka
… uuh…”
Kamijou tak tahu apa yang berada di dasar
dari perkataan itu.
Dia tak yakin bagaimana cara meresponnya
selagi Mikoto memegangnya.
“Dia sudah seperti ini sedari tadi. Tak ada
yang seburuk romansa depresi, bukankah begitu? Siapa yang tahu kapan dia akan
melompat dari atas lift yang panjang.”
“Eh? Ah? Wah?! Salome?!”
Kamijou begitu terkejut karena dia tak
berpikir kalau beban yang bergantung di punggungnya itu cukup untuk menjadi
seorang manusia. Itu hanya seberat sepeda lipat atau mungkin sedikit lebih
berat. Dia dengan ragu-ragu memutar kepalanya dan melihat kepala si gadis
berambut perak cukup dekat untuk mengusap pipinya dengan lengan atasnya. Namun,
dia tak merasakan kakinya karena semua yang berada di bawah pusarnya sudah
dihancurkan.
Itu seperti bagaimana seleb TV terlalu
percaya diri akan membalut lengan kardigan di sekitar lehernya.
Dengan tambahan kelembutan feminim (bahkan
jika tubuhnya secara teknis adalah buatan), dia merasakan sesuatu yang keras
dan tajam itu pasti adalah jam saku mainan yang menggantung di lehernya.
Dia munngkin telah memastikan untuk
melindungi itu bahkan jika itu artinya kehilangan bagian bawah tubuhnya.
“Oh, sialan. Ini pasti balasanku untuk
membelah Claire menjadi dua. Ini pasti yang mereka maksud saat mereka berbicara
tentang karma.”
“Pemandangan macam apa ini?! Aku diangkat
seperti karung beras oleh seorang gadis SMP yang melompat di sekitar kota saat
malam dan aku mendapat seorang pembunuh massal yang bergelantungan di
punggungku setelah tercabik-cabik menjadi potongan?! Foto hantu palsu bahkan
tak seseram ini?!”
“yah, tentu saja si pembunuh lebih menonjol
daripada yang terbunuh. Dan ini bukanlah waktunya untu bercakap riang, bukankah
begitu? … wanita itu lebih gila dariku dan akan meraih kita!!”
Lengan kanan Kihara Yuiitsu telah terbelah
dari bahunya. Itu membentuk lima tubuh bagian atas dari lima Dewa Sihir. Satu
dari mereka bergerak. Itu adalah salah satu yang terlihat seperti gadis kecil
dengan kulit pucat dan sebuah gaun China mini putih.
Itu adalah Niang-Niang.
Jari-jarinya berubah menjadi pedang, tombak,
kapak, tongkat, dll.
Senjata-senjata itu mengoyak kegelapan malam
seperti sinar laser.
Tak ada cahaya yang melonjak dari ujung
bilahnya dan tombaknya tak benar-benar dilempar.
Mereka memanjang.
Kesepuluh senjata membesar dengan meledak dan
menyebar dalam bentuk kipas. Terkejut, Mikoto dengan cepat menggunakan
magnetism untuk mengubah arah mereka di tengah udara dan hampir tak bisa
menghindar. Satu demi satu, mereka menusuk ke dalam dinding bangunan terdekat.
“…”
Hal yang selanjutnya dia tahu, ada wajah
seseorang di sana.
Konsep dari jarak itu sendiri tak berguna.
Dia butuh beberapa saat sebelum menyadari kalau senjata Niang-Niang telah
mengecil kembali dan dengan paksa “menarik”-nya dan Kihara Yuiitsu untuk segera
menutup celah di antara mereka.
Yuiitsu memutar tubuhnya di udara untuk
melancarkan tendangan.
Cara mutlak ini akan menciptakan gelembung
dalam darah dan membunuh siapapun yang terkena telak, jadi Salome menempatkan
tubuh setengah hancurnya yang merupakan buatan di jalur serangan itu dan
hantaman keras memukul tubuhnya.
Mikoto meneriakkan sesuatu.
Dia tak bisa lagi merasakan beban dari Salome
atau Kamijou.
Dia bertanya-tanya apakah dia akan mengejar
si pemuda atau melawan balik pada ancaman di depan matanya, tapi kemudian si
wanita berjaslab mengangkat tangan kanannya.
Dia menyadari apan yang tumbuh dari sana.
Itu adalah makhluk aneh yang telah muncul di
depan Mikoto dan Kamijou hanya untuk kesenangannya selagi mereka dikerja oleh
High Priest.
Itu adalah pemilik dari senjata-senjata aneh
yang telah menembus dadanya.
Itu adalah Niang-Niang.
“…???!!!”
Tekad bertarungnya sudah tenggelam dalam
ketakutan.
Jari Niang-Niang terlihat meledak dan banyak
senjata tertembak maju dari jarak dekat. Mikoto segera membuat perisai dari
pasir besi, tapi dampak mematikan menembusnya. Dia terlempar ke belakang
seperti dia tertembak oleh senapan sebar dari jarak nol dengan hanya sebuah
pintu besi untuk melindunginya. Di terjatuh menuju cahaya-cahaya buatan kota
saat malam.
“Gaaaah?!”
Sementara itu, Kamijou menabrak jatuh jendela
seperti selongsong artileri. Si pemuda berambut jabrik terpantul sepanjang
lantai berbedu dengan bersama Salome yang seperti tas punggung. Dia akhirnya
berhenti sat punggunnya membentur ke tiang bangunan.
Tak ada dinding pemisah dan tak ada
wallpaper. Tak ada apapun selain tiang yang sama persis di seluruh lantai.
Dia mencium bau lem dan papan fiber
konstruksi sintetis.
(Bangunan ini … sedang dalam konstrukis?)
“Dan apa yang terjadi pada Misaka?”
“Kita punya sesuatu yang lebih besar untuk
dikhawatirkan! Ini dia datang!!”
Dia tak tahu mengapa, tapi Kamijou mersakan
keringat tak menyenangkan menyelimuti seluruh tubuhnya.
Dia segera bergerak dari tiang dan berguling
ke sisi selagi sebuah serbuan ganas mengejarnya dari luar jendela.
Itu seperti halnya tembakan senapan mesin.
Semacam proyektil terbang dengan kecepatan
tinggi. Kamijou tak lagi bisa mengikuti mereka dengan matanya. Saat dia berlari
menuju ke tiang lain dan melirik balik ke lantai, dia tak melihat jejak peluru.
Dia melihat massa dari kegelapan seukuran
bola kasti.
Mereka pasti memebelokkan cahaya karena
pemandangan sekitar terlihat melebar seperti halnya seni permen. Semuanya terlihat
seperti tersedot ke tengah ruangan.
“Itu pasti adalah benih delima,” kata Salome.
“Ini seharusnya adalah Persephone … tidak, mungkin Proserpina. Intinya, ada
sebuah legenda suatu Dewi yang di bawa ke alam bawah, tertipu saat sedang dalam
perjalanan kembali ke permukaan, memakan buah delima dari alam bawah, dan tak
bisa melepaskan kutukan dari kematian. Buah itu memaksa seseorang ke dalam alam
bawah … ke kematian. Bagaimanapun yang tejadi, tak ada cari lari seketika buah
itu sudah berada di dalammu.”
“…”
Apakah ini Dewa Sihir lain seperti
Niang-Niang?
Namun, Kamijou akhirnya menarik napas pelan.
Dia masih terselimuti keringat tak
menyenangkan, tapi rasa tegangnya kini tertuju pada hal lain.
“Ini aneh.”
“Apanya? Dan bisakah seseorang yang
dibesarkan dalam Kota Akademi benar-benar menganalisa sihir?”
“Ini bukan itu.”
Kamijou menyandar pada tiang kotak untuk
bersembunyi dengan Salome yang berada di antara dirinya dan tiang.
“Lebih tepatnya, semua ini aneh.”
“?”
“Ini terlihat seperti Kihara Yuiitsu sedang
menggunakan sihir dan aku rela bertaruh kalau analisismu itu benar. Tapi dia
bukanlah Kihara Kagun … itu, Bersi. Aku ragu ada begitu banyak Kihara yang bisa
menggunakan sihir seperti ini. Mungkinkah ini benar-benar itu … Proserpina?
Meski mantra seseorang.”
“Ini bukanlah web novel dan aku tak punya
waktu untuk mendengarkanmu terus-menerus tentang ketertarikanmu. Cobalah tahan
di bawah 140 karakter.”
“Jika ini adalah serangan Dewa Sihir, aku
ragu ini akan berguna sebagai perisai,” dengan cepat menyimpulkan Kamijou.
“Dalam kekuatan penuh, Othinus bisa seketika menghancurkan galaksi ke kondisi
sebelum Big-Bang. Dan dengan sebagian kekuatannya yang hilang, High Priest bisa
menyatu dengan komet dan membawa zaman es ke bumi. Namun kita masih baik-baik
saja hanya dengan bersembunyi di balik tiang? Mereka menembakkan dengan gila
dan kita menahannya hanya dengan sebuah perisai? Itu tak mungkin. Gelar Dewa
Sihir tak semurah ini.”
Pikirannya mengosong karena Niang-Niang,
sosok besar dari gelar tersebut, telah muncul.
Tapi itu bahkan aneh.
Bahkan jika Kihara Yuiitsu bisa mengeluarkan
kekuatan dari banyak Dewa Sihir itu, dia tak perlu memamerkannya. Kamijou dan
yang lainnya tak mungkin bisa membunuh Dewa Sihir: bahkan sulit dibilang mereka
telah mengalahkan Othinus atau High Priest.
Dewa Sihir seperti halnya seekor monster
abadi dari film sadis jadul. Kau berpapasan dengan mereka dalam pertemuan yang
tak masuk akal, kau dikejar oleh mereka, dan yang hanya bisa kau harapkan
adalah dapat lolos di saat-saat terakhir. Tak ada cara untuk mengalahkan
mereka. Bahkan polisi dan tentara akan terbunuh jika mereka menantang mereka
dalam pertarungan langsung. Itu adalah Dewa Sihir yang seharusnya.
World Rejecter mungkin hanyalah satu-satunya
benda yang bisa mengalahkan mereka. Itulah yang membuat tangan kanan itu begitu
spesial. Dan sekarang, Kihara Yuiitsu menggunakan eksklusif tangan itu. Dia
memiliki baik hewan buas dan pemangsa naturalnya.
Dengan kata lain, tak ada yang masuk akal
semenjak mereka selamat dari Niang-Niang saat muncul di halaman sekolah gelap
itu.
“Kupikir Kihata Yuiitsu pasti menggunakan
sihir.”
Kamijou menelan ludah.
“Tapi kupikir dia menggunakan sesuatu yang
berbeda dari Dewa Sihir.”
“Kupikir kita tidak punya waktu untuk berdiam
saja dan berpikir! Sialan!!”
Seseorang mengabaikan segala akal sehat dan
melompat masuk melalui jendela bangungan bertingkat tinggi.
Dia adalah seorang wanita dengan setelan
murah yang jas lab terkoyaknya berkibar seperti sayap iblis selagi beberapa
Dewa Sihir tumbuh dari lengan kanannya.
“Heh heh.”
Dia mungkin tertawa, tapi tak ada rasa
kenyamananan sama sekali.
Kekuatan dan nada suaranya tidak stabil,
sehingga membakar saraf siapa saja yang mendengarnya.
“Eh heh heh.”
Tak ada percakapan dengannya.
Bahkan jika mereka bertukar kata, mereka tak
akan pernah bisa berbagi apa yang dia rasakan.
“Heh heh heh hah hah!!!!”
Dari kelima Dewa Sihir, tentu saja
Niang-Niang yang bergerak.
Sepuluh senjata tertembak dari kesepuluh
jarinya dan mengkoyak ruangan seperti sinar laser.
Tapi…
Meski begitu…
Walapuan demikian…
Tangan kanan Kamijou dengan mudahnya
membelokkan serangan mematikan itu.
Dia bahkan tak membutuhkan tinjunya.
Itu adalah tindakan biasa seperti
menyingkirkan lalat dari wajah.
Kamijou pernah menghancurkan senjata
Niang-Niang dengan Imagine Breaker sebelumnya saat senjata-senjata tak
terhitung tertembak dari lengan bajunya dan menembus dada Mikoto.
Tapi meski begitu, ini berbeda.
Ada rasa tegang, gelisah, dan bahkan
ketakutan.
Tapi emosi membakar saraf dan berbahaya itu
hanya disebabkan oleh Kihara Yuiitsu sendiri. Dengan lima monster tak biasa
seperti Dewa Sihir, Kamijou dapat dengan mudahnya menyerah pada setiap usaha
bertarung dan kemudian tak sadarkan diri.
Tapi akhirnya dia melihat sesuatu.
Dia telah menangkap kebenarannya.
“Itu bukanlah Dewa Sihir yang asli.”
Dia melihat ke musuhnya lagi.
Dia menghadapi identitas asli mereka.
“Mereka bahkan bukan ‘apa yang bersembunyi di
dalam tangan kanan itu’.”
Sangatlah aneh kalau dia bisa membelokkan
serangan Dewa Sihir hanya dengan satu tangan.
Dia mengandalkan perasaan bahwa ada sesuatu
yang tak beres.
“Itu hanya
tiruan yang dibuat untuk terlihat seperti Dewa Sihir. Ya, kau membiarkan Sampel Shoggoth yang berada dalam tubuhmu demi
menyatukan tangan kanan yang terputus itu!!”
Itu adalah benda yang sama yang pernah
melahap Patricia Birdway.
Itu adalah monster amorf yang bisa menjadi
bentuk apapun.
Kamijou sama sekali tak tahu kalau Yuiitsu
telah menjinakkan itu dan itu mungkin telah melahap ke dalamnya selagi mereka
berbicara, meski dia tahu resikonya dia tetap menerima itu sebagai senjata.
Yang artinya…
“Kau membuat
tiruan dari Dewa Shiri dan kau sudah mempersiapkan kekutan yang terlihat
seperti sihir dari sesuatu yang lain … virus St.Germain yang
dilemahkan. Itu sulit dipercaya, tapi kau tampaknya menyerahkan
otakmu sendiri untuk mengelabui pengakuan tangan kanan itu. Jika ingatanku
benar, orang-orang yang dikendalikan itu bisa menggunakan sihir terlepas dari
pengetahuan dan kemampuan asli mereka. Lebih tepatnya, mereka bisa menggunakan
sihir yang berhubungan dengan karbon dan tanaman, dan itu artinya sihir delima
yang baru saja kau gunakan!!”
Dia hanya meminjam reputasi dari Dewa Sihir.
Dengan menciptakan bayangan hampa dari mereka
dan menggunakan sihir di saat seharusnya dia tak bisa melakukan itu, dia
membuatnya terlihat seperti dia telah memanggil Dewa Sihir.
Juga, Kihara Yuiitsu mengganti strateginya
segera setelah dia mempelajari kalau World Rejecter tak bisa digunakan untuk
melawan Pembunuh Massal Salome dan gadis-gadis lain di Faksi kamisato.
Dengan kata lain, dia ingin mengubah suasana
tegang dan tak bagus yang menyelimuti halaman sekolah. World Rejecter terbukti
tak semahakuasa yang diharapkan, jadi dia ingin memberikan itu arti baru dengan
menggunakan dampak … tidak, gertakkan dari mengeluarkan Dewa Sihir sesukanya.
Dia bahkan sengaja membuat tangannya hampir
terputus sebagai bagian dari akting.
“Kalau dipikir-pikir, Dewa Sihir dan sesuatu
yang merayap keluar dari lengan kanan merupakan bagian dari Kota Baggage. Pada
akhirnya di sana, Othinus yang belum lengkap menghancurkan pergelanganku dan
menghancurkan apa yang keluar. Dan Kihara Kagun dan Kihara lainnya berada di
sana. Kihara Yuiitsu, apa kau kebetulan juga berada di sana? Mungkin berada di
posisi yang memberi akses untuk melaporkan segala yang tejadi?”
Itulah mengapa dia bisa melakukan ini.
Dia memiliki apa yang dibutuhkan untuk
membuat rencana itu, untuk menyiapkan segala yang dibutuhkan, dan menjalankan
sandiwara yang bisa menipu seseorang yang telah benar-benar bertemu dengan Dewa
Sihir.
Begitu dia mengetahui itu, tak ada yang perlu
ditakuti lagi.
Tak perlu lagi terikat dengan ketakutan.
Musuhnya tidaklah mutlak. Yuiitsu hanyalah
manusia, tak begitu menakutkan untuk dikalahkan, dia hanya memikirkan tipuan
dan memutarbalikkan kenyataan untuk membuat dirinya sendiri terlihat lebih
hebat dari yang sebenarnya.
Dia telah membenarkan itu.
Dia telah memecahkan itu.
Dia telah mengungkapkan itu.
Tapi Kihara Yuiitsu hanya memiringkan
kepalanya sedikit sambil dia mengangkat lengan kanannya yang tak berbentuk
normal.
“Jadi, kenapa?”
Ini tak ada hubungannya dengannya.
Dia tak menerima kerusakan atau apapun itu.
Suara ledakan mengikuti setelahnya.
Niang-Niang, Proserpina, dan para Dewa Sihir
yang tak diketahui namanya secara lembek kehilangan bentuk mereka dan menjadi
suatu arus besar yang menerjang menuju Kamijou seperti polusi lengket yang
disemprot dari truk air.
“!!”
Dia segera mengangkat tangan kanannya.
“Berapa kali aku perlu memberitahumu?
Tujuanku sejak awal adalah balas dendam.”
Suaranya mencapai Kamijou.
Makhluk parasit kejam itu mengoyak daging
seseorang dengan taring dan cakar tak terhitungnya, menyelinap masuk ke dalam
tubuh, dan melelehkan lemak untuk berdiam di dalam inang barunya. Kihara
Yuiitsu tetap tak terpengaruh saat senjata berharga itu dihancurkan oleh tangan
kanan Kamijou.
Membuat serangan mencolok seperti itu memaksa
Kamijou menggunakan tangan kanannya.
Sementara itu, dia terjebak dalam satu titik
dan tak bisa bergerak ataupun lari.
Yuiitsu menggunakan Proyek Shoggoth hanya
untuk menahannya di tempat.
“Kekuatan Dewa Sihir tak pernah penting.
Entah aku bisa mencapai tingkat itu atau tidak tidaklah berhubungan. Aku hanya
perlu merobohkan Kamisato Kakeru dan semua yang dia sayangi. Antara baik dan
buruk adalah buruk, dan antara suka dan tidak suka adalah tidak suka. Ini
adalah romansa unikku yang bahkan Sensei tak bisa raih. Dengan kata lain,
kekuatan Dewa Sihir akan sangat tak berguna jika aku tak bisa menggunakannya
untuk balas dendamku. Itu saja.”
“…”
“Kau bodoh! Jangan mencoba menangkis itu!!”
Saat Salome meneriakkan itu dari belakangnya,
semua sudah terlambat.
Kaki Kihara Yuiitsu terbang menuju ke
arahnya.
Seperti saat sebuah bola tiba-tiba dilempar
pada seseorang, Kamijou secara refleks mengankat lengannya untuk bertahan. Dia
segera menyadari kalau itu adalah kesalahan.
Serangan Yuiitsu tak bermaksud untuk
menggasaknya dengan kecepatan atau beratnya.
Gelombang kejut yang menyebar dari banyak
titik dari dampak akan mengocok darahnya dengan akibat yang membuat cukup
banyak gelembung untuk membuat satu serangan ini mematikan.
Dengan kata lain, tak penting jika dia
menahannya atau tidak.
Itu seperti jarum yang terlumuri oleh racun
mematikan. Begitu itu menyentuhnya, semuanya berakhir.
“Ah … gah???!!!”
Panas kuat memenuhi lengannya dan dia bisa
merasakannya mengalir dari lengan hingga tubuh atasnya.
Salome mengambil tindakan dari punggunnya.
“Kau sialan!!”
Kali ini yang seharusnya adalah rekannya
memukul lengan berdenyutnya.
Dengan segera, panas aneh itu menghilang.
“Hm. Jadi kau bisa menggunkan semacam
gelombang kejut yang sama untuk mengatasi gelembung-gelembung itu. Kerja bagus
telah menyalinnya dalam waktu yang singkat.”
Yuiitsu tak terdengar kagum sedikitpun.
“Tapi bukankah aku memberitahumu? Ini adalah
selalu tentang balas dendamku. Aku mengambil jalanku sendiri dan ini berbeda
dari Sensei. Itulah mengapa aku tak terlalu pilih-pilih tentang hal semacam
ini.”
“…”
“Aku menggunakan apa yang diperlukan. Itu
termasuk sihir, beladiri, dan bahkan … sesuatu seperti ini.”
Dia meraih sesuatu dari dalam kantung jas lab
terkoyaknya.
Tindakan itu memberikan sensasi tak
menyenangkan di sekujur tulang belakang Kamijou, bahkan Yuiitsu yang begitu
dekat, dia tak punya waktu untuk menghentikannya.
Sesaat kemudian, dia memegang sebuah pistol
berbentuk aneh.
Itu hampir terlihat seperti mainan. Ketimbang
pistol yang dioptimalkan untuk penggunaan militer, itu terlihat seperti pistol
yang digunakan untuk tanda mulai balap lari festival olah raga.
Tapi dia bisa tahu.
Tenggorokannya menjadi kering saat Yuiitsu
menodongkannya ke arahnya.
“Ini adalah UL Exploder. Dan lagi, orang
biasa sepertimu mungkin tak bisa mengetahui dari mana nama ini datang atau
bagaimana ini bekerja.”
Sesaat dia menarik pelatuknya, ruang itu
sendiri tampak meledak.
Part 10
Saat ledakkan itu menghantam si pemuda, dia
terbang sepanjang bangunan setengah dibangun.
Dia terlempar keluar melalui jendela yang
kekurangan kaca.
“Dan sekarang.”
(Data-ku bilang kalau dia adalah target
prioritas utama bagi Kamisato Kakeru. Tak seperti aku mengira kalau terlempar
dari lantai dua puluh akan membunuhnya.)
Yuiitsu berjalan perlahan menuju jendela
sambil menggetarkan pistol terlihat murahannya yang mengingatkan pada pistol
tanda mulai festival olah raga. Sungai deras dari lengan kanannya terdengar
mereda dan lengan kanan ramping yang asli muncul kembali dari tengah keriuhan.
Luka dipergelangannya telah disambung paksa
dengan jahitan.
Itu juga berarti tangan kanan Kamisato Kakeru
tersambung ke padanya sekali lagi.
UL Exploder menyebabkan ledakan debu palsu.
Itu hanya efektif di dalam Kota Akademi, jadi bahkan jika seseorang melangkah
kelur kota dan itu akan sepenuhnya tak bekerja. Namun, awalnya itu tak
dikembangkan untuk menyebabkan sesuatu yang sangat efektif seperti ledakan
debu.
Ketua Direksi tukang intip telah menyelimuti
seluruh kota dengan nanodevices yang dikenal sebagai Underline.
Dengan mengumpulkan mereka dan meledakkannya,
dia bisa menciptakan ruang yang, untuk jangka waktu sangat pendek, tak bisa
diawasi oleh atasan. Dengan itu dalam pikiran, namanya seharusnya cukup masuk
akal.
Dia membuat ini selama waktu yang lebih
menyenangkan.
Ketika dia memperlihatkannya ke pada golden
retriever yang dia hormati lebih dari siapapun, dia telah memuji Yuiitsu atas
kemampuannya meski masih dimarahi karena suatu alasan.
Ya, dia berkata jangan menjahili “dia”.
“…”
Untuk sesaat, mata Kihara Yuiitsu dengan
lembut menyipit.
Tapi mereka kemudian kembali normal sesaat
kemudian.
Kebaikan hangat yang tersisa di dalam hatinya
telah mengarahkannya pada ekpresi yang lebih dingin.
“Saatnya bagiku untuk mengakhiri ini.”
Antara baik dan buruk adalah buruk, dan
antara suka dan tidak suka adalah tidak suka.
Dia tahu itu, namun monster itu terus melaju
di jalannya sendiri.
Orang yang berkelana di jalur unik itu tak
tertarik dengan konsep dari baik dan buruk yang mengendalikan massa.
“Untuk alasan apapun itu, Kamisato Kakeru
membutuhkan Kamijou Touma. Aku tak sabar menanti untuk melihat wajahnya ketika
aku melempar mayat pemuda itu di depannya.”
Part 11
Tak ada yang bisa dia lakukan.
Kamijou terlempar keluar menuju langit gelap
bersama Salome yang bergelantungan pada punggungnya.
“Waaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh?!!”
Mengepakkan kaki dan tangannya-pun tak
berguna.
Banyak tangan tak terlihat dari gravitasi
menggenggam tubuhnya dan menekannya turun ke tanah secara paksa. Tak perlu
dikatakan lagi, dia pasti mati dari dampaknya.
Jatuhnya dimulai dari lantai dua puluh dan
penghakiman akan datang dalam sepeuluh lantai ke bawah.
Misaka Mikoto sedang bergelentungan pada
dinding di sana dan dia menyamai kecepatan relatif mereka untuk mengankap
Kamijou di tangannya.
“Gh…!” dia mengerang. “Apa kau baik-baik
saja?”
“Apa yang terjadi padamu setelah itu? Kau tak
terluka, kan?”
Mikoto berdiri di dinding bangunan dan
membiarkan sepatunya meluncur turun untuk mengurangi dampak, tapi mata Kamijou
terfokus ke atas.
“Pertanyaannya bisa menunggu!”
“Ya, sepertinya kita mempunyai masalah yang
lebih besar untuk dikhawatirkan!!”
Musuh datang dari atas sana.
Dia menggunakan Sampel Shoggoth amorf untuk
bergelantungan pada dinding dan merayap turun seperti serangga aneh. Si monster
bernama Kihara Yuiitsu telah mengunci pada mereka.
“Lari, Misaka!! Jika kau tak sempat, maka
tinggalkan saja aku!!”
Sudah terlalu terlambat.
Suatu letusan meledak langsung di belakang
Kihara Yuiitsu. Kemungkinan besar adalah kekuatan dari senjata misterius
berbentuk pistol yang dia gunakan untuk melempar Kamijou dan Salome keluar
jendela tadi. Kali ini, dia menggunakan daya ledakkan itu untuk mempercepat
tubuhnya sendiri dan dia mendekat dengan kecepatan sebuah selongsong artileri.
Dia terjun jauh lebih cepat daripada terjun bebas dalam cara terjun bunuh diri
menuju kedalaman bumi atau menuju ke alam bawah.
Jarak di antara mereka dengan cepat
menghilang.
Benar-benar cepat.
“!!”
Mikoto segera menendang dinding dan melempar
dirinya sendiri ke langit malam bersama Kamijou di lengannya. Tak mengenai
sasarannya, Yuiitsu membanting rem menggunakan dinding yang sama dan dia tak
ragu-ragu untuk mengarahkan UL Exploder-nya pada mereka. Saat dia menarik
pelatuk, ledakan kecil sepanjang beberapa meter mengejar Mikoto melalui udara.
Mereka tak pernah benar-benar mengenai
Mikoto, tapi mereka sangat membatasi jarak pergerakannya. Kemudian Yuiitsu
memainkan tangannya yang lain.
Itu secara harfiah memang tangan.
Seluruh lengan kanannya berubah bentuk.
Menjadi sebuah arus deras hitam yang melengkung seperti cambuk dan memukul
seluruh tubuh si gadis dari atas.
Kali ini, tak ada cara menghindarinya.
Dengan raungan dahsyat, tubuh Mikoto dikirim
meluncur menuju tanah.
Dia berusaha untuk menempel pada bangunan
lain dengan magnetism, tapi sudah terlalu telat.
Dia hanya berhasil untuk menggeser titik
mendaratnya sedikit.
“Gah?!”
Setelah tergelincir dari lengan si gadis,
Kamijou dan Salome terjatuh menuju salah satu pohon yang ditaruh secara selang
di samping jalan besar. Beberapa ranting patah di bawah mereka yang cukup
mengurangi momentum mereka. Dia baru saja menghindari kematian dari jatuh, tapi
dia sekarang memiliki goresan di sekujur tubuhnya.
“Agh … uhuk, uhuk! Di-dimana Misaka jatuh?”
“Daripada itu fokus pada apa yang berada di
atas kita!!”
Salome memperingatinya dari punggunnya, tapi
kemudian sesuatu yang tak terduga terjadi.
“…apa?”
“Dia tidak … datang?”
Serangan Kihara Yuiitsu selanjutnya tak
pernah datang.
Itu sendiri adalah sesuatu yang sangat
menyenangkan, tapi pasti ada sesuatu yang lebih dari itu. Wanita itu tak punya
alasan untuk berhati-hati atau menahan diri, jadi hasil ini sangatlah aneh.
“Apa yang dia perhatikan?”
Kamijou mengambil napasnya sambil melihat ke
atas pada Yuiitsu saat dia bergelantungan terbalik di dinding bangunan.
Monster itu bahkan tak melihat ke arah
mereka. Dia terfokus pada yang lain.
Juga, Mikoto tak bersama mereka.
Tampaknya dia terjatuh dia tempat lain.
“Sialan. Apa Misaka prioritas utamanya?!”
Part 12
Misaka Mikoto memastikan tak ada yang salah
dengan tulang dan organnya setelah dia terjatuh. Dia menggerakan setiap jari
tangan dan kakinya lalu mengambil napas dalam untuk melihat jika ada yang
sakit.
(Di mana aku?)
Plafonnya jauh berada di atas dan dia bisa
mengira kalau dia telah membuat lubang di sana. Ketika dia berdiri, dia
menemukan suatu ruangan yang lebih besar dari gedung olaharaga sekolah.
Berdasarkan fasilitas dan perlengkapannya, ini tampaknya merupakan gudang
penyimpanan beku, tapi tak berfungsi. Suhu ruangan justru lebih hangat dari
pada malam Desember di luar.
Namun, bukan itu yang sangat menganggunya.
“Apa … ini?”
Gudang ini tak terisi dengan es krim maupun
makan beku lainnya atau ikan dan produk daging lainnya.
Di sini terdapat senjata.
Banyak senjata.
Terdapat sebuah dudukan misil berbentuk
seperti kontainer besar. Ada bor gali panjang yang mungkin saja bisa membobol
sebuah pintu brangkas bank. Ada penyembur api dan pedang plasma. Bahkan ada
senjata yang dari mana ciri khas Mikoto Railgun berasal. Dia juga melihat
amunisi, bahan bakar, sumber daya, dan peralatan maintenis untuk itu semua.
Yang mengejutkan, mereka tak terlihat seperti
untuk dipasang pada tank, truk lapis baja, pesawat tempur, kapal serbu, kapal
jajah, atau kapal tempur.
(Kau bercanda, kan?)
Ketika dia melihat sekitar, berkeliling, dan
mengamati tumpukan senjata ini, Mikoto sampai pada kesimpulan dasar yang tak
bisa dipercaya.
(Apakah senjata-senjata ini dimaksudkan untuk
dipakai secara langsung dan digunakan oleh seseorang? Konsep gila apa yang
mendesain semua ini?)
Dia meragukan ini hanya akan di simpan di
dalam gudang penyimpanan beku.
Dia tak tahu mengapa seseorang menyimpan
mereka di sini, tapi gudang penyimpanan beku sangat jelas hanyalah samaran.
Dia mendengar suara kecil dari tumpukan
siluet.
Dia pikir ada seseorang bersembunyi di sana,
tapi ternyata bukan itu.
Dengan raungan hebat, kumpulan mesin bangun
seperti plesiosaurus dan melihat ke bawah padanya. Seperti halnya paku besi
yang tersedot oleh magnet kuat, senjata-senjata tak terhitung itu berkumpul dan
membentuk suatu bentuk makhluk hidup.
(Apa benda ini … menilaiku sebagai
penggunanya…?)
Mikoto meneguk dan melihatnya sekali lagi.
“Anti…”
Dia menelusuri dengan jarinya sepanjang laras
senapan gatling yang tingginya dua kali Mikoto yang belum menyatu dengan
plesiosaurus dan dia membaca huruf-huruf yang terukir di sana.
“Anti-Art Attachment…?”
Misaka Mikoto tak mengerti apa artinya itu.
Tapi sekilas terlintas dalam pikirannya. Jika
dia memiliki ini, mungkin dia bisa melawan monster tak biasa seperti Kihara
Yuiitsu? Dia tak tahu sistem operasi macam apa yang digunakan, tapi sebagai
Electromaster terkuat di Kota Akademi, mungkin dia bisa meretas masuk ke dalam sistem,
menulis ulang, dan membajaknya?
Tak bisa dielak suatu perasaan membara
menyelimutinya.
Wanita dengan jas lab dan setelan murah itu
telah melewati kategori dari seseorang manusia dan tampak memberikan tekanan
besar pada Mikoto dari kegelapan yang mengelilingi seluruh sisi si gadis.
Tak peduli seberapa tumpulnya dia oleh
kedamaian, Mikoto tak bisa membayangkan menampakkan dirinya ke malam berbahaya
kota selagi tak bersenjata.
Pikiran itu datang padatanya seperti suatu
rayuan iblis.
Mungkin memang disayangkan baginya terpisah
dari Kamijou Touma.
“–––––––––– “
Dia perlahan menghembus napas dan sekali lagi
menempatkan tangannya pada senapan gatling besar.
Dia mencoba mengungkapkan strukur dari
sistemnya untuk melihat apakah dia bisa menggunakannya atau tidak.
Sesuatu terjadi hampir seketika.
“…???!!!”
Dia merasa menggigil seperti lidah besar
menjilatnya secara vertikal sepanjang seluruh punggungnya, jadi secara insting
dia melepaskannya.
Bukan hanya satu senjata ini. Dia juga
mendengar suara aneh dari bermacam mesin di gudang lebar ini menyatu.
Apa yang harus dia lakukan?
Apa dia telah bersiap untuk mengambil ini dan
membayar harganya?
(Apa … itu?)
Jantungnya berdetak. Keringat tak
menyenangkan mengucur dari dahinya. Kebingungan tak bisa dielakkan mengisi
pikirannya. Sekali lagi, Misaka Mikoto adalah Electromaster terkuat di Kota
Akademi. Dia bisa secara langsung mengendalikan elektrisitas, sehingga tak ada
bahasa pemrograman yang tak bisa dia baca dan tak ada firewall yang tak bisa
dia tembus. Bahkan jika itu adalah firewall tipe baru yang dibentuk dari bahasa
yang sama sekali tak diketahui, sejak awal itu hampir mengibarkan bendera putih
hanya dengan mengandalkan elektrisitas.
Namun dia tak bisa membacanya.
Terdapat suatu titik yang benar-benar kosong.
Tidak, bukan berarti tak ada yang tertulis di
sana. Sistem operasi senjata ditata dengan detail yang tepat, tapi hanya dengan
itu, lingkarannya tertutup dan tak berfungsi sebagai sebuah sirkuit. Dan titik
kosong itu benar-benar terisi oleh sesuatu yang Misaka Mikoto tak kenal atau
tak bisa mengerti.
Apa itu?
Apakah itu adalah sistem untuk membangun
kendali?
Itu berbentuk seperti senjata, tapi bukanlah
senjata. Itu menggunakan lapisan dari sains, tapi tak bisa dijelaskan oleh
sains. Itu mengingatkannya pada rangsangan, bentang, dan kemungkinan yang dia
rasakan ketika bentrok dengan Pembunuh Massal Salome, tapi ini jauh lebih kuat.
Begitu kuatnya hingga terlihat tak memiliki akhir.
Seorang manusia mungkin bisa mengisi penuh
air di cangkir.
Tapi manusia yang sama tak bisa mengisi penuh
air laut di tujuh samudra
Jika dia terjun atau memasukkan dirinya
sendiri ke dalam ini, dia mungkin saja lebih dari sekadar tenggelam. Ombak akan
melemparnya dan menghantamnya ke bebatuan hingga dia berubah bentuk menjadi
pasir putih di pantai. Kemudian itu akan menariknya ke kedalaman laut dan
tekanan kuat akan menghancurkannya hingga dia tak berbentuk sama sekali.
Ada suatu kemungkinan baru di sini dan ini
mungkin akan mengizinkannya untuk mengintip ke dalam dunia yang tak pernah dia
lihat sebelumnya, tapi jia dia melakukan itu, akan menjadi “seseorang lain”
yang berdiri di sana, bukannya Misaka Mikoto. Atau tampak seperti itu baginya.
Dia menarik kembali apa yang dia pikirkan
tadi.
Ancaman yang dia rasakan sama atau bahkan
lebih kuat dari pada yang menunggunya di luar. Ancaman di dalam sini – atau
identifikasi dari apa yang akan dihasilkan – jauh melewati dari apa yang bisa
dia atasi.
Dia tak boleh menyentuh naga ini.
Melakuan itu pasti akan membuatnya masuk ke
dalam arah yang salah.
Jika dia ingin berjalan di sisi pemuda itu,
dia tak boleh melanjutkan di jalan ini.
Dia tak boleh.
Dia tak boleh.
Dia tak boleh.
Part 13
Selagi Kihara Yuiitsu bergelantungan terbalik
di dinding bangungan menggunakan Sampel Shoggoth, dia memandang menuju gudang
penyimpanan beku melalui lubang dan mendecakkan lidahnya.
Ini adalah kejadian besar tak terduga pertama
baginya.
(Sialan, aku melepaskan satu. Kau bilang
padakaku kalau di sana terdapat seluruh ruang penyimpanan untuk sisa Anti-Art
Attachment milik Sensei?!)
Golden retriever itu menyimpan peralatannya
di seluruh dua puluh tiga distrik di Kota Akademi. Sebagai asistennya, Kihara
Yuiitsu telah mengetahui “kepemilikan” Kihara Noukan hingga tingkat tertentu,
tapi pengetahuannya tak sempurna.
Kihara Noukan bahkan lebih menonjol di antara
Kihara lainnya dan dia telah bekerja bersama Ketua Direksi Aleister.
Bahkan jika teknik mereka sebegitu anehnya,
rangka dasar di sekitarnya hanyalah powered suit dan begitu seluruhnya berada
pada sisi sains.
Dan sekarang si #3 di Kota Akademi jatuh di
sana.
Dia adalah Electromaster terkuat.
Firewall dan autentikasi ketat tak akan
berguna sama sekali. Si Jagoan Tokiwadai dapat secara langsung memanipulasi
arus listrik, jadi kemungkinan dia bisa menulis ulang sebagian dari sistem dan
menggunakannya sebagai senjatanya sendiri.
Ya, menulis ulang.
Itu artinya menghapus jejak dari golden
retriever itu.
Balas dendam Kihara Yuiitsu seharusnya
menjadi prioritas utama baginya, tapi kemungkinan itu seketika menghapus
seluruh pemikiran lain dari dalam pikirannya.
“…Jangan sentuh itu.”
Ini tak ada hubungannya dengan spesifikasi
menyeramkan dari Anti-Art Attachment.
Dia bahkan tak berpikir sejauh itu.
“Jauhkan tangan kotormu dari apa yang Sensei
tinggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaalkan!!”
Part 14
Bagi Kamijou dan Salome, ini adalah
kesempatan pertama dan terakhir mereka.
“Dia sedang mengalihkan perhatiannya … kita
harus membuat serangan kejutan sekarang!! Jujur saja, aku tak tahu apa itu
tentang St.Germain dan Shoggoth, tapi itu tetap tak mengubah fakta kalau dia,
tak sepertiku, masihlah seorang manusia normal di balik semua itu. Jadi
menghindari benda aneh itu dan memberikan serangan pada tubuh fisiknya
seharursnya membuatnya diam!!”
“Dan bagaimana tepatnya aku melakukan itu? Aku
tak tahu teknik serbaguna untuk melumpuhkan seorang gadis dengan tepukan di
leher ataupun tinju ke ulu hati!”
“Aku punya beberapa ide. Jadi ayo, kejar
wanita Kihara Yuiitsu itu. Tak ada yang bisa kau lakukan jika kau tak
mendekat!”
Dia mendengar suara dari kain berkibar di
atas kepalanya.
Itu adalah Yuiitsu.
Dia hanya bergelantungan di dinding bangunan
sampai sekarang, tapi dia telah melebarkan Sampel Shoggoth yang amorf itu
seperti paralayang untuk melayang menuju langit malam. Kamijou sama sekali tak
mengetahui bagaimana dia menjinakkan baik St.Germain atau Shoggoth. Malah, dia
tak bisa mengerti mengapa orang bisa membiarkan benda-benda itu berada di dalam
tubuhnya bahkan jika mereka selamat.
“Apa dia menuju ke gudang itu?! Kita hanya
memiliki kedua kakiku, jadi tak mungkin kita bisa menyusul!”
“Tidak, itu tak apa. Cukup lari sepanjang
permukaan dan terus memperhatikannya. Aku akan memastikan ini bekerja.”
“?”
“Ahh, ahh. Aku telah bertarung dengan banyak
orang jadi aku tak ingat kepada siapa aku memberitahu. Kamijou-chan, apa aku
memberitahumu tentang kondisi sebenarnya untuk mengaktifkan External
Offering-ku?”
Salome menyeringai dengan lengannya di
sekitar bahu Kamijou seperti sebuah cardigan aneh seleb di TV.
“External Offering-ku adalah sihir pengorbanan
Celtic, kau tahu. Setiap senjata yang kuhancurkan dipersembahkan bagi Dewa-ku
dan aku akan mendapatkan efek dan ciri khasnya. Tapi jika aku tak menjaga
rangkaiannya dalam waktu tiga menit, semuanya akan kembali ke nol. Bola salju
yang membesar akan hancur.”
“Dan? Sudah berapa lama semenjak kita berada
dari halaman sekolah? Rangkaian-mu atau apapun itu pasti telah hancur sekarang,
jadi kau telah kehilangan efek dari pengorbanan diri sendiri Faksi Kamisato.”
“Siapa yang pernah bilang begitu?”
Salome berbisik di telinganya dan dia
meraskan dingin yang tak menyenangkan, meski Salome seharusnya menjadi rekan
(untuk sementara waktu).
Si pembunuh massal mengabaikan itu dan
melanjutkan.
“Hey, Kamijou-chan. Seorang pembunuh massal
sepertiku harus memastikan kalau senjatanya tajam dan bagus, bukankah begitu?
Aku ingin menjaga bola salju ku tetap utuh selama yang kubisa, jadi aku perlu
menjaga rangkaianku berlanjut tak peduli apa yang diperlukan.”
“…?”
“Bahkan senjata lemah yang begitu menyedihkan
akan menjaga rangkaiannya. Dan untungnya, saat aku bergendong padamu dari
belakang, tudung ini yang keluar dari dalam seragammu – apa ini dari jaket
tudung? – membuat sebuah tas besar yang isinya tak bisa dilihat oleh siapapun.”
“Tunggu. Jangan bilang…”
“Dan …
apakah – kau – telah lupa? Seluruh tubuhku adalah buatan. Itu artinya aku
sendiri merupakan senjata. Aku sendiri tak mengira si Yuiitsu itu mengoyakku
menjadi potongan, tapi itu artinya aku hanya perlu menggunakan itu sebagai
keuntunganku, bukankah begitu? Dengan mengumpulkan organ
buatan yang masih bisa digunakan dan menaruhnya dalan tudungmu, aku mempunyai
persediaan yang cukup untuk menjaga rangkaianku berlanjut. Setiap waktu
rangkaian akan habis, aku menggigit satu untuk menghancurkannya dan
mempersembahkannya pada Dewaku. Dengan begitu aku bisa menjaga kekuatan
penghancurku.”
Dia bahkan tak lagi berkeringat.
Persaan merinding menyelimuti sekujur
tubuhnya.
Bahkan jika mereka adalah buatan, ini
masihlah “dalaman” yang menjaga tubuh manusia bergerak. Terdapat jari kaki, daging
otot, tulang rawan, dan isi perut bagian bawah tubuhnya. Dan si Pembunuh Massal
Salome terus menerus menggigit untuk menghancurkan “dalaman”-nya sendiri.
Dia merasakan sensasi melayang di tengkuknya.
Ini tak lagi terasa seperti tubuhnya sendiri.
Ini adalah seorang anggota dari Faksi
Kamisato.
Ini adalah adik perempuan Kamisao Kakeru.
Itulah mengapa dia terdapat banyak sekrup
yang kendur?
“Tapi kali ini, ini benar-benar hal yang
hanya bisa sekali.”
Salome terdengar seperti dia sedang
merencanakan suatu pesta kejutan.
Kamijou mendengar suara keras pelan di
belakangnya. Kemungkinan besar si gadis jas hujan menggigit pelan jam saku itu
ketimbang mengecupnya.
Itu adalah tanda resolusi-nya.
“Aku akan menyerahkan serangan akhir padamu,
Kamijou-chan!!’
Lengan kanan si pembunuh massal tanpa ampun
mengoyak udara kosong.
Salome telah menghancurkan, menyerap, dan
mempersembahkan bermacam-macam senjata untuk sepenuhnya meningkatkan kekuatan
penghancurnya, jadi jarak beberapa meter bukanlah masalah baginya.
Serangan tak terlihat tertembak menuju Kihara
Yuiitsu yang terbang melalui langit malam.
Sayap besar yang menyokongnya seperti
paralayang terobek dan dia kehilangan daya angkatnya. Gravitasi tampak
menangkapnya dengan intensitas yang hampir tak natural dan dia mulai jatuh.
Jika Kamijou berlari, dia sekarang dapat
meraihnya.
“…”
Kihara Yuiitsu mengirim Sampel Shoggoth yang
amorf ke bawahnya sebagai bantalan untuk menyerap benturan dari mendarat, tapi
itu artinya dia tak bisa bergerak sebelum itu selesai.
Kamijou meraihnya.
Dia pertama meluncurkan tinju kanannya menuju
Sampel Shoggoth di kakinya ketimbang Yuiitsu sendiri.
Massa amorf itu buyar dan Yuiitsu menghantam
tanah dengan bantalnya yang hilang.
Tetap saja, dia tidak hancur.
Pandangan Kamijou Touma dan Kihara Yuiitsu
beradu.
Dan…
Kali ini, mereka berdua melancarkan serangan.
Kamijou membuat uppercut tajam.
Yuiitsu membiarkan arus Sampel Shoogth
menyembur keluar dari pergelangannya.
Kedua serangan mengenai, tapi itu artinya tak
satupun merupakan serangan telak. Tinju kanan Kamijou mengenai dagu Yuiitsu dan
arus Yuiitsu menyapu pergi Kamijou.
“Ghh!!”
“Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!!”
Mereka berdua berguling ke belakang seolah
ledakan telah terjadi di antara mereka. Kamijou tak bisa membiarakan ini
berlanjut lebih lama lagi. Terlebih saat Kihara Yuiitus tampaknya mengincar
Mikoto ketimbang dia.
Tapi saat dia menempatkan tangan kanannya di
tanah dan berdiri, sakit yang amat sangat menusuk bahunya.
Itu adalah Sampel Shoggoth.
Itu telah berubah bentuk untuk mendapat
taring yang digunakan untuk menggali ke dalam bahunya dekat tulang selangka.
“Gah … kh …
ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!”
Dia berteriak, tapi tak berguna.
Tangan kanannya telah menjadi lumpuh.
Sementara itu, Kihara Yuiitsu mencoba untuk
bangun. Apa yang akan dia gunakan selanjutnya? Arus Sampel Shoggoth, sihir
St.Germain, atau World Rejecter Kamisato? Tiap dari itu dapat mengalahkannya
sekarang. Dia masih bisa menggunakan tangan kirinya, jadi dia bergeser
sepanjang tanah dan merasakan sesuatu yang keras.
Dia mengambilnya.
Hanya setelah dia mengangkatnya dia menyadari
apa itu.
(UL Exploder?!)
Itu adalah alat seperti pistol milik Kihara
Yuiitsu. Namun, itu lebih terlihat seperti pistol tanda mulai festival olahraga
daripada senjata militer dan itu tak sungguh menembakkan peluru. Dia tak tahu
bagaimana itu bekerja, tapi itu bisa menyebakan ledakan di udara kosong searah
sasarannya.
Dia menggenggam itu dengan tangan kirinya dan
menaruh jarinya di pelatuk.
Dia terengah-engah untuk mengambil napas dan
tak stabil menodongkannya.
Jika dia menembak dengan gila, dia mungkin
saja membunuhnya. Kihara Yuiitsu memiliki koleki aneh dari virus St. Germain,
Sampel Shoggoth, dan tangan kanan Kamisato, tapi dia masihlah memiliki tubuh
manusia di balik itu semua, tak seperti Pembunuh Massal Salome. Saat peluru
menyerang di satu titik, serang ledakkan ini melempar seluruh permukaan dan itu
lebih sulit untuk ditahan. Itu mungkin membolehkannya untuk merusak tubuh
manusianya.
Ini akan membolehkannya untuk menghentikan
Yuiitsu.
Ini akan membolehkannya untuk menyelamatkan
Misaka Mikoto, yang tampaknya menjadi prioritas utama Yuiitsu karena beberapa
alasan yang tak diketahui, dan Kamisato Kakeru, yang tangannya telah dicuri.
Itu artinya dia tidaklah salah.
Dia akan benar melakukan ini.
Kamijou Touma menggertakkan giginya sembari
mengatakan itu pada dirinya sendiri.
Tapi…
Untuk beberapa alasan, dia mendengar suara
seseorang yang bahkan tak berada di sini.
“Menyerahlah pada pemikiran itu. Akankah kau dapat menyelamatkan lebih
banyak orang jika kau berlatih beladiri? Akankah kau dapat menyelesaikan
masalah lebih cermat jika kau memiliki pistol atau pisau? Itu
hanya akan memberikan efek sebaliknya. Semakin banyak niat membunuh
yang kau miliki dan semakin jauh kau melenceng dari jalan yang menyelamatkan
musuhmu menggunakan kekuatannya sendiri, kau akan menjadi semakin lemah.”
Dia telah diberitahu itu ketika dia tak yakin
jalur apa yang harus diambil.
Si Pengertinya telah memberitahu dia itu.
“Beladiri, pistol, pisau, atau kekuatan serangan
pasti seperti itu hanya akan meningkatkan kemampuanmu untuk ‘memotong orang’.”
Ini mungkin adalah sesuatu yang tak perlu
diingat sekarang.
Ideal dan kenyataan adalah dua hal yang
berbeda. Mungkin tak apa baginya untuk membuat jarak perbedaan itu dan menarik
pelatuknya.
“Senjata terhebatmu adalah tangan kanan kuat
itu yang bisa meraih ke kedalaman neraka dan menyelamatkan bahkan seseorang
yang jahat dan membusuk hingga ke intinya tanpa harapan seperti Dewa Sihir
Othinus. Kemampuan untuk menghubungkan itu adalah kartu andalanmu.”
Tapi apakah itu tak apa?
Setelah diselamatkan oleh perkataan itu,
bisakah dia melucuti mereka seperti ini?
“Apa yang dinginkan darimu bukanlah kekerasan
yang setara dengan World Rejecter. Itu bukanlah kekuatan untuk membunuh. Itu adalah
kekuatan dari alasan manusia yang bisa menutupi kekerasan itu.”
Dia ragu.
Dia berpikir.
Dia menggertakkan giginya.
Dan itu telah menundanya terlalu lama.
“Gah???!!!”
Kedua lengan Kihara Yuiitsu telah menjadi
arus yang amorf. Mereka menyapu ke bawah dari atas menuju ke bahu si pemuda.
Mereka menghantam lengan si Pembunuh Massal Salome saat dia sedang
bergelantungan di punggung Kamijou dan mereka tanpa ampun mencoba untuk
mematahkan bahunya.
Tangan kirinya menjadi lumpuh dan UL Exploder
terlepas dari genggamannya.
Dia telah kehilangan kesempatannya.
“Kekuatan semacam ini…”
Dia tahu itu, tapi dia tetap mengatakannya.
Atau mungkin adalah serangan balik terkuat
bagi wanita ini yang membenarkan kekerasannya sebagai obsesi gilanya dengan
balas dendam.
“… bukanlah yang aku inginkan.”
Kematian menyerbu ke arahnya.
Si wanita dengan setelan murah dan jas lab
terkoyaknya mendekati Kamijou. Dia menggenggam pipinya di antara tangannya.
Kamijou mendengar suara yang begitu lengket
di kedua telinganya.
“Aku tak merasa ingin bermain-main denganmu
lagi, jadi aku akan menggunakan cara yang lebih pasti.”
“Ah … gah…!!”
“Sekarang,
waktunya untuk sebuah romansa. Bagaimana caramu ingin mati? Semuanya
pasti pernah melaukan diksusi tak berharga itu dalam hidupnya. Jadi kau ingin
tubuhmu di makan dengan cara apa? Apa kau menginginkan seluruh lemakmu perlahan
meleleh dari luar oleh Sampel Shoggoth?”
Bibirnya terbuka tepat di depan wajah
Kamijou.
Sesuatu yang bulat berada di atas lidah
basahnya yang menggairahkan.
Apa yang aslinya merupakan pil hitam sekarang
adalah sebuah permen merah terang.
“Atau kau ingin otakmu terinfeksi dari dalam
oleh virus St. Germain? Ini mungkin telah dilemahkan, tapi ini tak akan begitu
menyenangkan jika kau tak memiliki ketahanan terhadapnya.”
Part 15
Sementara itu, Misaka Mikoto bahkan tak bisa
mengerti setengahnya dari apa yang sedang terjadi.
Dia tak terlibat langsung dalam kejadian
virus St. Germain dan Sampel Shoggoth berasal, jadi sulit baginya untuk
memahami betapa menakutkannya mereka.
Dia bisa mengetahuinya secara intuisi.
Dia telah ketakutan oleh rayuan tak
menyenangkan dari Anti-Art Attachment dan mulai meninggalkan gudang penyimpanan
beku tak berfungsi melalui gerbang staf, tapi kemudian dia melihatnya.
Dia melihat Kihara Yuiitsu mengenggam rahang
pemuda babak belur itu dan mencoba untuk memakankannya “sesuatu” dalam bentuk
permen merah langsung dari mulutnya.
Dia akan “mengifeksi”-nya dengan tangan atau
mulutnya.
Itu tak akan bisa diubah kembali.
Itu seperti misalnya sel kangker perusak yang
mempengaruhi sel kesehatan di sekitar mereka. Begitu itu masuk ke dalamnya, itu
akan merubah ulang strutktur tubuhnya dan secara perlahan menghancurkan pemuda
itu yang belum lama ini mendekatinya dengan normal.
“Tidak…”
Dia harus menghentikan ini.
Dia harus menghentikanya segera.
Tapi tak ada yang bisa dia lakukan. Kamijou
Touma telah melebihi tingkat yang dia pijak, sehingga bahkan ciri khasnya
Railgun dapat dengan mudahnya dibelokkan. Dia telah mempelajari itu terlalu
paham saat melawan laki-laki High Priest itu. Tapi dia tak bisa berdiam diri
saja teserang rasa tak berdaya.
Tak peduli apapun.
Dengan cara apapun yang diperlukan.
Bahkan jika itu artinya melanggar tabu.
Dia harus benar-benar, tegas, dan segera
mengakhiri ini dengan satu serangan.
Kalau tidak dia akan kehilangan pemuda itu
selamanya.
“Aku tak bisa membiarkan itu
terjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!”
Gelombang elektromagnet menyebar keluar
begitu menakutkan dari gadis itu.
Banyak kepemilikan orang mati di dalam gudang
penyimpanan beku itu yang seharusnya telah jatuh ke dalam tidur abadi, tapi dia
memanggil mereka kembali ke dalam dunia kehidupan.
Senjata-senjata itu membentuk plesiosaurus
jahat, tapi siluet itu rubuh. Mereka berkumpul di sekitar si gadis seperti
tornado yang ganas. Mereka terpisah, kehilangan fungsi mereka yang hebat, dan
ditransfer dari pemilik lamanya saat mereka mengubah desain mereka untuk lebih
cocok pada si gadis muda. Senjata-senjata tak terhitung menempel pada pelindung
di tangan dan kakinya dan pada ruas di punggunnya. Kaki pendukung menempatkan
dirinya sendiri di belakangnya sehingga dia tak hancur oleh beratnya.
Seluruhnya terlihat aneh, tapi sangatlah cocok dengannya.
Terdapat sebuah dudukan misil besar, batangan
eksitasi untuk sinar laser, sebuah kubah senjata cair yang termasuk penyiram
untuk penyembur api, nitogen cair, dan asam kuat, sebuah bor raksasa yang
dimaksudkan untuk menembus shelter, sebuah senapan gatling, sebuah meriam
serbu, dan – sebagai pelengkap – senjata yang berasal dai ciri khasnya Railgun
berasal.
Senjata itu dimaksudkan sebagai jalur untuk
tembakan railgun.
Kaliber besar itu dimaksudkan untuk
menghancurkan benteng.
Sebagian dari sistem menghilang, itu seperti
puzzle yang selesai dengan mengisi celahnya dengan potongan yang putih murni.
Pemilik awalnya kemungkinan tak bermaksud agar bisa digunakan seperti ini. Ini
seperti menghancurkan keseluruhan tujuan dari sistemnya, seperti halnya sebuah
mesin kapal tempur yang tak menyala dan menggerakkannya dengan layar.
Tapi dia tak peduli.
Jika dia dapat membalikkan kehancuran pasti
itu sekarang juga, dia tak peduli sebodoh apa dia terlihat.
Part 16
Di sesaat akhir, Kihara Yuiitsu hanya
berjarak tiga milimeter dari memaksa permen merah di lidahnya ke dalam mulut
Kamijou Touma.
Tanpa memutar kepalanya, dia hanya
menggerakkan matanya untuk melirik.
Sesaat kemudian, seluruh suara dan cahaya
menghilang.
Itu tak bergerak dengan tiga kali kecepatan
suara. Itu tak memiliki massa kecil dari koin tempat permainan. Ledakan ini
dibuat untuk menciptakan lubang di benteng yang didesain untuk bertahan dari
tank yang terkuat.
Sejujurnya, kesalahan sedikit dalam
perhitungan akan menyapu bersih seluruh bagian bangunan Kota Akademi.
Jika Bangunan Tanpa Jendela di Distrik 7 tak
bertindak sebagai bantalan, kerusakannya mungkin menyebar tanpa akhir.
Tubuh Kihara Yuiitsu menghilang seolah
terkoyak dari hadapan Kamijou. Si pemuda sendiri tak bisa menahan tubuhnya
sendiri. Dia terpental terbang ke udara dan menghantam menuju ranting-ranting
pohon pinggir jalan saat gelombang kejut hampir membunuhnya.
Dia benar-benar hampir batuk darah, tapi dia
baru sadar itu nanti. Untuk sekarang, dia tak bisa mengenali cahaya ataupun
suara.
Saat inderanya kembali dan persepsi akan
waktunya kembali normal, dia akhirnya meluncur turun dari atas ranting pohon.
Dia merayap sepanjang tanah dan menggerakkan
kelopak mata bengkaknya untuk melihat dunia.
“Apa yang … terjadi?”
“Aku tak tahu.”
Jawaban itu datang dari Salome yang juga
terbaring di atas tanah.
Tapi dia telah kehilangan batang tubuh dan
lengannya, sehingga dia terlihat berada di kondisi yang lebih menyakitkan
darinya.
“Dinding gudang penyimpanan beku itu telah
meledak. Kecuali ada seseorang yang benar-benar asing ikut campur di
detik-detik terakhir … si Misaka Mikoto itu pasti telah melakukan sesuatu,
bukankah begitu?”
“…”
Kamijou perlahan menghembuskan napas.
Apaka seluruhnya telah berakhir untuk
sementara? Dia penasaran apakah Kihara Yuiitsu selamat atau tidak, tapi dia
ragu kalau Yuiitsu dapat terus bertarung setelah menerima ledakan dahsyat itu.
Dia harus tetap waspada, tapi dia cukup yakin kalau dia berhasil selamat
setidaknya untuk hari ini.
“Akankah ini benar-benar berhasil dengan
baik?”
Salome membuat prediksi yang tak
menyenangkan.
“Yah, itu bisa menunggu hingga setelah kita
memeriksa kakak bodoh sialanku yang kita tinggal di sekolah.”
Seberapa banyak dia tahu akan tangan kanan
aneh itu?
Tangan-tangan kanan ini tak memilih orang
secara acak. Mereka mendasari pemilihan itu atas sesuatu.
Dewa Sihir Nepthys mengatakan itu sekali. Dan
selama pertarungan dengan Fiamma Si Kanan, Fiamma tak bisa menerima kekuatan
itu karena dia tak tak “terpilih”. Dan itu bahkan setelah memutus dan mencuri
tangan kanan Kamijou.
Jika Kihara Yuiitsu telah dihabisi, maka
World Rejecter kemungkinan besar kembali pada Kamisato. Entah seluruh lengan
akan beregenerasi seperti saat Kamijou tak diketahui.
Tapi…
Bagaimana jika tak kembali?
Itu artinya sistem yang dibangun oleh Kihara
Yuiitsu masih aktif. Dengan kata lain, dia masih memiliki World Rejecter dan
masih bisa bertarung. Mereka bisa menganggap kalau dia akan muncul lagi sebagai
musuh.
Itu seperti yang dikatakan Salome.
Langkah pertama adalah memeriksa kondisi
Kamisato Kakeru.
Tapi prediksi tak menyenangkan si pembunuh
massal tak berhenti sampai di situ.
“Hey, Kamijou-chan.”
“Apa…?”
Dia perlahan bangun dan mengangkat Salome
yang kurang lebih hanyalah kepala saat ini. Gadis yang berbau kematian itu
melanjutkan.
“Kau harus waspada terhadap Misaka Mikoto.”
“…?”
“Tak lama, dia akan mengambil langkah besar di
jalur yang salah. Kau bisa bilang dia akan rusak. Ini tak ada hubungannya lagi
dengan aku yang mengacaukan dia atau tidak.”
“……………………………………………………………………………………………….”
Dia pikir itu adalah candaan yang buruk.
Dia pikir gadis gila itu membaca terlalu
banyak ke dalam keadaan ini dan menjadi terlalu curiga.
Tapi itu adalah kebohongan.
Jika dia benar-benar mempercayai
pemikirannya, dia tak akan memiliki keinginan untuk memeriksanya.
Tak ada tanda dari Misaka Mikoto di dalam
gudang penyimpanan beku.
Dia hanya melihat apa yang tampak seperti
besi rongsokan yang rupanya telah dihancurkan menjadi kepingan oleh ledakan
besar.
Share This :
0 Comments