Epilog : Sisi Depan Depan Koin - Mengunci Gadis Muda
Logam dengan
berat menghantam tanah.
Suaranya
menyebar selagi Misaka Mikoto berkeliaran di jalan yang gelap.
Anti-Art
Attachment sebenarnya adalah beberapa senjata dan sekarang mereka telah
melepaskan diri dari tubuhnya karena peran mereka telah selesai.
“Heh heh.”
Dia telah
melewati garis itu.
Dia telah
menghancurkan bendungan yang menjaganya di dalam kerangka tak terlihat.
Dia bisa
merasakannya bahkan jika dia tak memiliki apapun sebagai bukti.
“Ha ha …ah
ha ha.”
Jantungnya
berdetak-detak.
Napasnya
terasa manis.
Dia tak
mengerti keseluruhan dari sistem besar itu. Dia masih tak bisa memahami titik
kosong itu. Tapi dia sekarang yakin kalau memahami itu akan membawanya ke
tingkat selanjutnya sesuai yang dia harapkan. Dia telah berkeliling tanpa arah
melalui padang pasir, tapi sekarang dia telah tahu di mana oasis terdekat
berada. Harapan semacam itulah yang mengisi dadanya.
“Dunia
begitu besar.”
Dia
membentangkan kedua lengannya dan memandang menuju surga.
Dia
terdengar hampir seperti melafalkan kata-kata.
“Aku bisa
melihat kedalaman dari langit malam.”
Berkah dari
bintang-bintang menantinya.
Dia bahkan mulai merasa kalau dia tak berasal dari kota sains ini.
“Tak ada
penghalang! Kemungkinan tak berujung! Ada begitu banyak! Ada begitu banyak
untukku!! Begitu banyak petunjuk untuk diikuti, begitu banyak pijakkan untuk
didaki, dan begitu banyak puncak untuk dijadikan tujuan!!”
Begitulah
dia bahagia.
Begitulah
dia merasa luar biasa.
Begitulah
tak ada yang perlu disesali.
…tapi apakah
itu sungguh benar?
Dia telah
mengambil langkah maju dan tak ada yang bisa disesali tentang itu sekarang,
tapi tusukan kecil pikiran itu mengetuk kepribadiannya.
Dia akan
segera memiliki banyak bahan untuk membantah, tapi tusukan itu tak peduli.
Sebuah kartu
dapat menyebabkan seluruh tumpukkan berjatuhan.
…Jika itu
benar, lalu mengapa kau berlari darinya dengan pergi?
Dia tak
memiliki jawaban.
Dia tak
memiliki jawaban.
Dia tak
memiliki jawaban.
“Hey, kau
yang di sana!”
Kemudian
seseorang memanggilnya dari samping. Suara berat itu kemungkinan berasal dari
guru. Dia melihat ke samping untuk menemukan seorang laki-laki muda dengan
seragam Anti-Skill. Tak hanya dia adalah seorang gadis yang berkeliaran sendiri
di malam hari, tapi juga dia menggunakan seragam dari SMP Tokiwadai yang terkenal
akan jam malamnya yang ketat. Itu memungkingkan kalau dia telah terlibat dalam
suatu masalah.
Tapi bukan
itu yang dia tanyakan.
Petugas
Anti-Skill laki-laki terdengar khawatir saat dia berbicara.
“Apa kau tak apa? Hidungmu berdarah snagat buruk,
jadi apa kau mengalami sesuatu? Atau itu semacam penyakit?”
Dia sama
sekali tak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu.
Itu semacam
efek samping.
Misaka
Mikoto mengangkat tangan bergetar ke wajahnya dan memiringkan kepalanya dalam
kebingunan dari sensasi di ujung jarinya.
Dia terlihat
benar, benar kebingungan.
Sementara
itu, seorang wanita lebih parah dari mimisan. Seluruh tubuhnya telah terkoyak
dan dia berbaring di dalam kolam dorah.
Dia adalah
Kihara Yuiitsu.
Tapi itu
bahkan tak begitu fatal.
Sesuatu merayap
di seluruh tubunya. Itu adalah Sampel Shoggoth. Seperti halnya telah menjahit
paksa tangan Kamisato Kakeru, itu menyambungkan potongan-potongan di seluruh
tubuhnya.
Dia
kehilangan cukup banyak darah, tapi dia bisa mendapatkan transfusi darah atau, jika
dia tak sempat mendapatkannya, gunakan intravena dari rebusan larutan garam
untuk setidaknya menghindari penurunan tekanan yang terlalu besar. Dalam
kondisinya yang sekarang, dia akan sangat beruntung hanya dengan menghindari
syok karena kehilangan darah.
“Heh … heh.”
Dia
bersandar pada turbin angin dan tertawa meski memiliki luka yang sangat parah.
Dia
mengangkat tangan kanannya ke arah bulah, mengepalkannya, dan membukanya lagi.
Dia masih
bisa menggerakkanya.
World
Rejecter milik Kamisato Kakeru tak meninggalkannya.
“Aku
berhasil membuat garis rencana dengan Sampel Shoggoth dan meniru sihir mereka
menggunakan virus St. Germain yang dilemahkan.”
Cairan
berbau karat tumpah dari sisi mulutnya saat dia tersenyum.
Dia terus
tersenyum.
“Tapi itu
bukanlah nilai sesungguhnya dari tangan kanan ini. Mereka yang puas setelah
mengungkapkan trik yang mudah pasti telah merasa lega dalam kesimpulan mereka
kalau tak ada yang lebih lanjut.”
Itu juga
berlaku pada seseorang yang kemungkinan melihat pertandingan itu.
Itu adalah,
“manusia” yang telah menggunakan Underline-nya untuk mengawasi mereka dari
titik amannya.
Ketua
Direksi Aleister.
(Memang
benar kalau Kamisato Kakeru dalah target pertamaku dalam balas dendam karena
mengambil Sensei dariku. Dan terdengar menyenangkan untuk mengambil segalanya
darinya, termasuk Kamijou Touma itu yang dia anggap penting.)
Dengan
“tapi” dalam mentalnya, dia berganti dari berpikir menjadi berbicara.
“Aleister.
Sekarang jika dipikirkan lagi, kau adalah penyebab utama. Jika kau tak memberikan
peran itu pada Sensei, mengirimnya pada kematiannya, dan membuatnya menghadapi
musuh ganjil yang dikenal sebagai Kamisato Kakeru, tak satupun dari tragedi ini
akan terjadi.”
Dia perlahan
menurunkan tangan kanannya.
Dia
mengangkatnya lurus ke depan ketimbang menuju bulan.
Terdapat
bangunan tanpa jendela di sana.
Kihara
Yuiitsu memikirkan tentang kemungkinan dari kekuatan World Rejecter di dalam
tangan yang dicuri dari Kamisato Kakeru. Senyuman gelap terlipat di bibirnya.
Ketua Direksi itu suka bertindak serba tahu dan serba kuat, tapi jika dia
benar-benar tahu segalanya, maka dia seharusnya tahu apa yang akan terjadi pada
golden retriever. Dia telah mengetahui itu, tapi dia tetap mengirimnya seperti
koma sekali pakai untuk suatu “rencana” yang Yuiitsu tak yakin akan
keberadaannya.
Apa yang
akan Kihara Noukan katakan?
Antara baik
dan buruk adalah buruk, dan antara suka dan tidak suka adalah suka.
Tapi Yuiitsu
berbeda.
Memilih jalur yang berbeda sangatlah menarik.
Dia
merasakan kondisi cukup pasti di sana.
“Hey,
Aleister.”
Dia
berbicara perlahan, seolah menyanyikan nina bobo.
Namun suara
dinginnya berisi resolusi besar, seolah dia berencana untuk membakar rumah
ketika anak-anak tertidur.
Iblis
pembalas dendam itu tenggelam dalam ciri khas unik romansanya.
“Berapa banyak rencana yang
harus kau abaikan sebelum yang satu ini?”
Sedikit
tenaga memasuki tangan kanannya yang terangkat.
Dia bersiap
untuk mengaktifkan kekuatannya.
Tapi sebelum
dia melakukannya, suatu langkah kaki terdengar dalam jarak dua puluh sentimeter
darinya.
“…???!!!”
Bahkan
sebegitu terlukanya dia, tak natural baginya untuk tak merasakan seseorang
mendekat padanya begitu dekat. Dan dia tak punya waktu untuk pemeriksaan
mendetail mengenai kondisinya. Dia memindahkan tangannya dari bangunan tanpa jendela
dan menuju suara itu.
Tapi sebelum
dia bisa, seseorang menggenggam pergelangannya.
Tangan lain
itu menggenggam tengorokkannya dan mengangkatnya.
Dia dipaksa
untuk berdiri dan punggungnya dihantam pada turbin angin.
“Kah … ah…!”
Dia tersesak
selagi suatu wajah muncul hanya sejauh lima sentimeter darinya.
Itu adalah
Ketua Direksi Aleister.
“Manusia”
itu terlihat baik seperti pria dan wanita, baik seperti dewasa dan anak-anak,
dan baik seperti orang suci dan pendosa. Mata tak beremosinya menatap dalam pada
faktor tak terkendali yang merupakan Kihara Yuiitsu.
Dan kemudian
dia berbicara.
“Jika kau
berharap untuk membunuhmu, maka kau bebas mencoba. Selama kau mencapai
tujuanmu, kau dapat mengambil jalan memutar sesukamu. Jika itu keinginanmu, aku
akan menghadapimu kapan saja.”
Si pencari
balas dendam ini menghormati golden retriever itu dari dalam hatinya.
Tapi di
balik itu dia menyembunyikan emosi intens yang membuat identitas itu terlihat
dangkal.
“Tapi selesaikan pekerjaanmu
terlebih dahulu. Selain itu akan terlalu kejam bagi ‘laki-laki itu’ yang
kehilangan hidupnya untuk membuatmu bertindak.”
Perkataannya
bahkan tak mencoba untuk menyembunyikan fakta kalau dia berada di balik semua
ini.
“Heh.”
Kihara
Yuiitsu tertawa.
Ketawanya
tak terkendali bahkan saat dia memiliki tangan di sekitar tenggorokannya.
“Ah ha ha ha
ha ha ha!! Ah ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha!! Hee hee!!
Gya ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha
ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha
ha!!”
“Manusia”
dengan rambut perak panjang dan pakaian operasi melepaskan Yuuitsu dan
berbicara pelan.
“Tak ada
jalan kembali bagiku sekarang, jadi aku mungkin akan berhenti bersembunyi dalam
zona amanku.”
“Ya, ya!
Gunakan aku sebanyak yang kau mau!! Tapi aku tak akan pernah memaafkan siapapun
yang melukai Sensei. Kamisato Kakeru, rekannya, para Dewa Sihir yang membuatnya
spesial, pemuda Kamijou itu yang dia anggap penting, kau sebagai pembuat kota
kejam ini, dan seluruh orang yang memutar gerigi dari kota kejam ini selagi
menikmati kehidupan mereka!! Setiap dari kalian membuat jalur yang mengirimkan
Sensei menuju neraka. Antara baik dan buruk kalian semua baik, dan antara suka
dan tak suka kalian semua tak suka!! Selama aku bisa menghapus kalian semua
sesusaku, tak ada yang lebih penting!! Ya, aku serius! Ini adalah romansaku
sendiri yang Sensei tak akan pernah bisa tiru!!”
“…”
“Jadi kau
akan membuatku melakukan apa, hidangan utama?”
Yuiitsu
tertawa setelah kembali jatuh ke tanah.
Si Ketua
Direksi menjawab dengan ekpresi kosong, tapi itu tak berarti dia kekurangan
emosi.
“Kamisato
Kakeru adalah ancaman utama dan Misaka Mikoto telah menjadi ancaman baru dengan
mengontak Anti-Art Attachment. Dia tak pernah lebih selain menjadi kepingan
yang dibutuhkan untuk membangun jaringan untuk Naga, jadi klon-nya lah yang
penting, bukan dia. Jika dia akan menghalangi seluruh rencana, maka dia harus
dimusnahkan.”
“Tapi dengan
kondisi dalam papan permainan, kau tak memiliki waktu untuk menyuruhku
menghancurkan mereka satu persatu, kan?”
Aleister
menghembus napas perlahan dan menjawab.
“Pilih satu.
Aku akan menangani yang lain.”
“Kalau
begitu, mereka berdua sudah berakhir,” Kihara Yuiitsu penuh darah menggumam.
Si Dewan
Direksi menyipitkan matanya sedikit dan kemudian melihat ke atas di langit
malam.
Dan selagi
dia melihat ke atas, dia berbicara.
“Kaupikir apa yang sedang kau
lihat, kau jalang? Apa kau ingin aku mengutukmu hingga mati saat ini juga?”
“Hm.”
Laura Stuart
berbicara pada dirinya sendiri di bagian lain dunia.
“Itu
memastikannya.”
Pikiran
Kamisato Kakeru samar-samar.
Dia lebih
merasa panas di tangan kanannya ketimbang sakit. Dia juga merasakan tekanan
aneh. Dia memutar pandangan kaburnya ke arah itu dan menemukan itu telah diikat
paksa dengan kain atau pita. Dia tampaknya sedang berbaring di ranjang
pemeriksaan dalam UKS yang disinari bulan. Darah berserakan di sana sini dan
ruangannya terasa jauh dari kata damai.
“Ha … ha…”
Dia sangat
membenci Worl Rejecter itu dan sekarang telah menghilang.
Seluruh
tangannya terputus dan seorang wanita bernama Kihara Yuiitsu mengambilnya.
“Uuh!!”
Dia
merasakan bagian terdalam pikirannya sedang diputar oleh keputusasaan yang
menguasai dirinya.
Dia tak
menginginkan kekuatan itu.
Dia merasa
lega saat itu tiada.
Tapi…
Gadis-gadis
dari Faksi Kamisato berkumpul di sekitarnya demi keuntungan mereka sendiri,
tapi bagaimana jika itu sebenarnya akibat dari tangan kanannya? Sekarang tangan
kanan itu telah berpindah pada orang lain, gadis-gadis itu mungkin akan
meninggalkannya juga.
Itu sendiri
adalah hal yang bagus.
Tujuan
awalnya adalah untuk menghancurkan kategori aneh yang disebut sebagai Faksi
Kamisato sehingga gadis-gadis itu akan kembali menjadi orang asing yang
memiliki kebebasan mereka sendiri.
Namun…
Masalahnya
adalah kemungkinan dari pengguna selanjutnya menggunakan mereka sesuka hatinya.
Bagaimana
jika Ellen, Elza, dan gadis-gadis yang lain mendapatkan kepercayaan buta yang
sama pada Kihara Yuiitsu yang membuat mereka berkumpul di sekitar dirinya?
Bagaimana jika mereka yang memiliki kekuatan tak biasa seperti Claire dan
Salome mempertahankan kesediaan mereka untuk melakukan apapun demi “si pemilik
dari tangan kanan itu”?
Mereka
berkata sendri bahwa mereka bersedia untuk melempar beberapa tubuh di
pegunungan hanya untuknya.
Itu
terdengar seperti gurauan, tapi dia tak bisa percaya kalau itu hanyalah
bercanda. Jika seseorang tanpa kendali diri telah mendapat tangan kanan itu,
maka semuanya telah berakhir. Siapa yang tahu berapa banyak kejahatan yang
gadis-gadis itu lakukan sebelum kembali sadar?
(Aku harus…)
Dia
menggertakkan giginya selagi terlau lemas untuk berdiri karena kehilangan
darah.
(Aku harus …
melakukan seseuatu…)
Tapi apa
yang bisa dia lakukan sekarang saat dia sudah kehilangan World Rejecter. Dia
adalah jenis pemuda SMA normal yang bisa ditemukan di mana saja. Dia sangat
paham akan itu. Dia bukanlah seorang jenius dengan IQ 200 dan bukanlah seorang
ahli beladiri yang bisa membunuh beruang dengan tangan kosong. Dia tak memiliki
kesempatan untuk melawan Claire atau Salome, tak perlu dibilang lagi Kihara
Yuiitsu yang memiliki begitu banyak kekuatan ganjil.
Dia
merasakan gelap, keputusaasaan yang gelap.
Dan seolah
menendangnya saat dia terpuruk, dia mendengar suara pelan.
Iya.
Itu adalah langkah
kaki.
“Hee?!”
Saat baru
saja dia mengumpulkan tenaganya, dia berguling turun dari ranjang pemeriksaan.
Tapi dia tak punya waktu untuk menangis akan sakit di punggung dan panggulnya.
Dia melihat
wajah yang familiar berada di dalam UKS.
Tidak,
melihat beberapa wajah familiar.
Dengan sinar
bulan yang terpantul di mata mereka, gadis-gadis mulai berkumpul mendekat di
sekitarnya sekarang saat dia telah bangun.
Hanya sehari
sebelumnya, kumpulan ini tak berarti apa-apa.
Tapi di saat
ini, Kamisato kekurangan tangan kanannya.
Kihara
Yuiitsu telah mencurinya. Dia memiliki kendali atas tangan kanan yang membentuk
harem konyol itu, jadi keadaan sangatlah jelas kalau mereka berada di sini
untuk melakukan sesuatu baginya.
Dengan kata
lain, untuk menghabisi musuh.
Mereka akan
membunuh Kamisato Kakeru dengan senyum di wajah, mengotori tangan mereka, dan
berlari pada Yuiitsu, berharap akan pujian.
“*terengah*,
*engah*!!”
Tak bisa
bangun secara secara semestinya, dia berusaha untuk bergeser mundur dengan
posisi duduknya. Itu sangat sulit tanpa tangannya, tapi ini bukan saatnya untuk
mengkhawatirkan itu. Dia hanya bisa mehanan keras ke lantai dan berusaha untuk
bergerak sejauh yang dia bisa.
Ini tentu
saja usaha yang sia-sia.
Lingkaran
itu mengecil.
Dia
terjebak.
Akhirnya,
seseorang yang tampaknya telah berubah bentuk sepenuhnya berbicara dari dalam
sinar bulan.
“Apa kau tak apa, boss?! Aku
senang akhirnya kau bangun!!”
Itu adalah
Elza
Rambut
coklatnya dengan potongan jambul yang terlihat seperti telinga rubah. Botol plastik
di tangannya terisi oleh koin-koin sepuluh yen. Dia adalah gadis berandalan
blak-blakan, tapi dia sebenarnya sangat mahir dalam pekerjaan rumah tapi tak
ingin seorangpun tahu. Di berdiri di sana seperti biasa.
“Eh? Ah?”
Dia tak
terlihat seperti sedang berada di bawah kendali Kihara Yuiitsu.
Malah…
“Aku
ketakutan semenjak Claire tak sadarkan diri dari pertarungan sebelumnya. Tapi
aku sudah mengikat lukamu dan memberikannya banyak larutan garam, jadi kau
seharusnya kembali ke kondisi stabil karena kau sudah bangun.”
“Ellen…???”
“Hm? Ada
apa?”
Tapi
mengapa?
Sebelum dia
bisa menanyakan itu, si gadis berambut panjang dengan jas lab kebesaran berkata
seseuatu.
“Apa yang aneh dari kami
melakukan segala yang kami bisa untukmu, Kamisato-han?”
“…”
“Ayolah, mengapa
kau bertingkah begitu kaku setelah banyak hal yang kita lalui bersama? Bukankah
kami telah bilang padau kalau kami akan melakukan apapun untukmu, bos?”
“………………………………………………………………………………………………….”
Dia tak bisa
berkata apa-apa.
“H-hey. Ada
apa, bos? Kenapa kau menutup wajahmu seperti itu? Apakah lukamu masih terasa
sakit? Sialan, seandainya saja mereka punya anestesi khusus di sini. Yang hanya
bisa kita lakukan adalah untuk mendinginkan area luka untuk mengurangi rasa
sakit.”
“Dia mungkin
lebih syok akan kehilangan tangan dominannya. Kau itu selalu payah dalam
memahami hati orang-orang, Elza.”
Lingkar
gadis-gadis yang biasanya berada di sana.
Mereka semua
telah menerima Kamisato Kakeru itu sendiri, bukanlah World Rejecter.
Dia punya
tempat di sini.
Pemuda dengan
tangan kanan yang lain pernah sekali berkata kalau orang-orang tak ditentukan
oleh tangan kanan mereka. Dia berkata kalau orang-orang itu sendirilah yang
memanggil kekuatan tangan kanan mereka. Dia berkata kalau Kamisato memiliki
begitu banyak orang di sekitarnya karena semua orang itu mengaguminya.
Kamisato tak
dapat mempercayai itu.
Pemuda SMA
biasa itu tak memiliki apa yang dia butuhkan untuk dapat dipercaya.
Tapi…
Tapi…
Tapi…
(Ya…)
Pemuda lemah
itu menutup wajahnya dengan satu tangan dan satu pergelangan untuk dengan putus
asa menahan isak tangisnya sembari dia membuat resolusi baru.
(Ya, ya!!
Aku sudah membuat keputusanku sejak awal, bukan? Tak peduli apa yang terjadi
pada mereka dan tak peduli mereka dalam pengaruh apa, aku tak akan pernah mengabaikan
mereka. Aku akan mengembalikan mereka pada kehidupan normal mereka!!)
World
Rejecter.
Kekuatan
diberikan kepadanya karena dia mengejar suatu ideal tak berada.
Tapi
jawabannya sudah berada di depan matanya selama ini. Dia tak perlu melakukan
apa-apa sama sekali. Jika mereka semua hanya perlu kembali ke lokasi awal
mereka, itu akan menyelesaikan semuanya.
Iya,
tiap-tiap dari mereka.
Termasuk
Kamisato Kaekru.
“Ellen,
Elza.”
“Ada apa?”
“Kau kau
menginginkan sesuatu, bos?”
Dia tertawa
kecil saat mereka menjawabnya seperti sedang merawat anak kecil yang terkena
demam.
(Apa aku
mengingikan sesuatu, hm?)
Dia berfokus
pada itu lagi lalu berbicara.
“Berapa lama
bagi Claire untuk pulih?”
“Dia
seharusnya sedang bekerja untuk menyambungkan tubuh bagian atas ke tubuh bagian
bawahnya sekarang.”
“Tapi jika
kau mengatakan butuh sesuatu, bos, aku yakin dia akan datang berlari. Jika dia
ingin, dia bisa bergerak hanya dengan tubuh atasnya. Malah, aku bertaruh dia
bisa melompat hanya dengan kepala dalam keadaan genting.”
Kamisato
mendesah.
Pikirannya
berpindah pada tangan kanannya yang hilang.
“Tangan yang
Kihara Yuiitsu potong dari dirinya sendiri seharunya masih ada di halaman
sekolah. Pergi ambil itu. Aku akan menggunakannya sebagai tangan pengganti
untuk sementara. Jika Claire menyambungkannya, aku seharusnya bisa
menggunakanya dengan semestinya.”
Tentu saja
ada masalah kecocokan seperti halnya transplantasi organ, tapi karena Kihara
Yuiitsu telah mencuri tangannya dan menyambungkannya pada dirinya sendiri,
Kamisato ragu kalau ada masalah dengan itu. Dan seandainya memang ada, dia bisa
membuat salah satu dari gadis-gadis itu menemukan solusi menggunakan suatu
teknik kotor mereka.
(Aku ragu
World Rejecter akan kembali kalau aku hanya berdiam diri.)
Imagine
Breaker mengutamakan Kamijou Touma sebagai pemiliknya bahkan jika tangannya
dicuri, tapi entah World Rejecter tak memiliki kemampuan itu atau Kihara
Yuiitsu menjaganya bekerja dengan benar dengan menggunakan suatu trik.
Itu artinya
dia tak akan pernah mendapatkannya kembali jika dia tak bertindak.
Dia harus
memotong tangan kanan yang dicuri oleh Yuiitsu dan mengambilnya kembali.
“…”
Dia sekarang
mencari tangan kanan yang sangat dia benci itu.
Dia paham
akan ironinya, tapi dia tetap berpikir diam pada dirinya sendiri.
(Tak masalah
jika aku memilki keinginan yang bertentangan. Aku tak peduli jika aku berkahir
membunuh diriku sendiri sesaat aku mendapatkan kekuatan itu kembali. Kihara
Yuiitsu. Aku tak bisa membiarkan dia menyalahgunakan tangan kananku. Aku harus
mengambilnya kembali sebelum itu terjadi. Jika aku ingin mengembalikan
hari-hari biasa itu, aku harus mengakhiri tragedi ini!!)
Kamisato
menghembuskan napas perlahan dan kemudian berdiri di atas kedua kakinya
sendiri.
“Ikuti aku,
semuanaya. Mari selesaikan semua ini.”
Dan
akhirnya, satu kesimpulan yang berlebihan.
Itu sungguh
suatu kesimpulan yang kecil dan tak penting.
“Pagi,
Kami-yan. Pergi menuju ke sekolah baru sungguh mengubah kapan kau harus
berangkat saat pagi, bukan? Aku selalu berangkat lebih awal karena aku takut
aku akan telat, tapi kemudian aku sampai di sini terlalu pagi.”
“Itu tak
begitu penting, tapi apa yang terjadi pada suasana yang tegang tak karuan ini?"
“Yah, begitu
kami menenangkan diri dan memikirkannya lagi, kami tak tahu mengapa kami begitu
terobsesi untuk membakar majalah porno, boneka, dan bantal guling di sekolah
semalam.”
“Jadi kalian
idiot telah mendapat pencerahan, kah?”
“Dan juga…”
“Ya?”
“Kita
seharusnya segera menyadari kalau kau tak akan pernah begitu keras untuk
menghentikan kami jika itu bukan demi kebaikan kami sendiri."
Keseharian
itu merupakan pemulihan kecil.
Tapi itu
bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan.
Share This :
0 Comments