QUEST 01: Hanya Karena Kamu Bisa Melukis Satu Kekalahan, Ada Apa Dengan Itu?
2
Anak laki-laki itu berdiri di sana, seolah-olah dia dilahirkan dari
banjir cahaya.
Mata merah pada rambut hitam. Matanya tajam.
Tubuh rampingnya hanya ditutupi dengan selembar kain seperti jubah.
"... Ini, di mana?"
Anak laki-laki itu bergumam secara misterius.
Pada saat itu, dia mulai memeriksa tubuhnya dengan cermat, merasakan rasa
ketidaknyamanan yang kuat.
"Ap! Ada apa dengan… Tubuh ini!? Ini cukup menyusut. Bukankah ini...
Mirip seperti manusia."
Anak laki-laki itu menjelajahi ingatannya.
Kepingan informasi mulai kembali sedikit demi sedikit.
"Itu benar... Aku Ishto. Aku adalah Raja Iblis yang memerintah Benua
Gelap, dan kepala dari semua ras iblis―― Ischwald Earthley. Kalau tidak salah, aku bertarung
dengan pahlawan yang pemberani..."
Segera setelah dia mencoba untuk mengingatnya, kepalanya terasa sakit.
"Kuh... ingatanku masih membingungkan. Aku tidak dapat mengingat
saat yang menentukan..."
Apa yang berhasil aku ingat adalah―― Adegan
di mana aku menonton di lantai atas Kastil Raja Iblis, berhadapan dengan party
pahlawan selama audiensi. Sayangnya, aku tidak dapat mengingat seperti apa
situasinya.
Namun, aku hanya bisa menebak
kekalahanku pada para pahlawan itu.
Jika tidak, saat ini aku pasti sedang
berada di atas takhta, di puncak Kastil Raja Iblis.
"Pertama, aku harus mengtahui situasi saat ini..."
Untuk saat ini, aku mengamati
sekelilingku.
Ini adalah lantai luas yang dapat
menampung ratusan orang. Namun, karena puing-puing yang tersebar di lantai,
jadi tidak jelas apa tujuan bangunan ini.
Manusia dan sub-ras bersenjata
berjatuhan di lantai. Orang-orang yang terluka dikumpulkan di tembok, dan
mereka yang selamat sedang dirawat. Namun, pengobatan sepertinya terhenti. Semua orang tercengang, menatap
Ishto.
"Fuh... Situasi macam apa ini?"
Tampaknya, ini sepertinya berada di
tengah-tengah medan perang――
Melihat lurus ke langit-langit, langit malam menyebar.
Atapnya hancur seolah-olah bertabrakan dengan meteorit. Jadi begitu,
identitas puing-puing yang tersebar di sekitar tampaknya adalah batu yang
membentuk langit-langit.
Bulan purnama merah seperti darah bersinar cemerlang.
Terkadang, bulan berwarna kemerahan, jadi
hal itu merupakan fenomena alami. Sebagai Raja Iblis, aku memiliki cukup banyak
pengetahuan. Aku pikir tidak ada yang perlu ditakutkan dalam kegelapan ini.
Masalahnya adalah ukuran dan jumlah
bulan.
"Ada apa dengan bulan yang super besar itu... Dan lagi, aku hanya
melihat satu?"
Ingatanya yang bingung itu, secara bertahap mulai terurai.
Ya, ada tiga bulan di dunia tempat Ishto dilahirkan dan dibesarkan. Bagaimanapun,
Ishto ingat bahwa salah satu dari mereka… dihancurkan oleh dirinya sendiri saat
hiburan upacara penobatan tahkta.
Bagaimanapun, penampilannya jelas berbeda dari langit malam yang biasa Ishto
lihat.
"Mungkinkah... apakah ini dunia yang berbeda?"
"―― Garurururu..."
Segera setelah menyadari kemungkinan itu, raungan seperti binatang buas
menghantam daun telinga Ishto.
"Apa?"
Ishto melihat ke belakang, terlihat sangat menjengkelkan.
Terdapat bayangan besar berdiri di depan matanya.
"Hou.
Kamu bisa melihat sayapnya, tetapi tubuhnya yang perkasa―― Terlihat seperti semacam
naga."
Ishto bergumam dengan murah hati.
Bentuknya mirip dengan kadal, tetapi sangat besar.
Sisik-sisiknya hitam legam dan bersinar seolah-olah itu menakutkan.
Meski begitu, terdapat berbagai jenis naga yang hidup di dunia tempat
Ishto tinggal, jadi itu tidaklah mengejutkan.
Matanya bersinar terang, menatap ke arah Ishto.
Sepertinya dia menganggap Ishto sebagai mangsa.
"Tidak... tunggu sebentar. Bukankah situasi ini buruk?"
Sementara saat ini, Ishsto merasa sangat ketakutan.
Jika dia berada di saat ia menjadi Raja Iblis, dia bisa mengalahkan jenis
naga seperti ini hanya dengan memutar tangannya.
Namun, pada saat Ishto sekarang, dia tampak seperti manusia berkulit
putih mentah.
"Guoooooooo――――!"
Ketika naga itu berteriak, dia menembakkan nyala api yang dahsyat.
Dalam sekejap, seluruh tubuh Ishto diselimuti api.
―― Aah... Aku mati? Umu, ini sudah
pasti mati...
Padahal aku baru saja terbangun di
dunia yang berbeda dan mendapat tubuh baru.
Jika aku menilai dengan tenang, aku
dapat berpikir bahwa aku telah bereinkarnasi.
Tapi... Padahal aku mendapatkan perlakuan
ini, sambil menjaga harapan.
Tidak lama setelah mengutuk nasibnya sendiri, seluruh tubuhnya terbakar――.
"Hm? Ini aneh. Tidak ada rasa sakit ataupun gatal?"
Tiba-tiba, Ishto menyadarinya.
Meskipun mengalami kebakaran yang sangat dahsyat, tidak ada satu pun luka
bakar di kulit.
Namun, kain yang menutupi tubuhnya mengeluarkan asap hitam.
Ini adalah kain yang tidak kukenali,
mungkin karena ingatanku yang membingungkan.
Kemungkinan itu adalah jubah yang kukenakan selama menjadi Raja Iblis.
Kalau tidak, itu seharusnya sudah menjadi arang ketika terkena api naga itu. Seperti
yang diharapkan bahwa itu masih menutupi kulit Ishto dengan tetap
mempertahankan bentuk aslinya.
"――!?"
Dan naga yang menyulut api tersebut mengeluarkan suara aneh.
Melihat Ishto yang tanpa kerusakan, seperti yang diharapkan dia menjadi
terburu-buru. Dia memutar kepalanya dengan curiga, tetapi hanya ada binatang buas
disana, dan amarahnya tampaknya lebih diutamakan daripada keraguannya.
Selanjutnya, naga itu memancarkan cahaya mata jahat.
Begitu mata mereka masing-masing bertemu, peristiwa abnormal terjadi di
seluruh tubuh Ishto.
"Mu? Ini...!"
Seperti yang terlihat, bahan seperti kapur menutupi permukaan kulit.
Hanya dalam beberapa detik, petrifikasi itu selesai, dan patung batu anak
laki-laki itu berdiri sendiri.
Dari ujung kepala hingga ujung kaki, itu benar-benar membatu.
... Namun, rasa penasaran dan pemikiran Ishto tidak terhenti.
Sebaliknya, dia menganalisis situasi dengan tenang.
―― Rupanya, aku bertemu dengan matanya
dan memicu “Petrifikasi”. Tetap saja, ini aneh. Petrifikasi hampir identik
dengan kematian. Aku seharusnya kehilangan kesadaran, tetapi pemikiranku
sekarang terus berlanjut dengan baik... Untuk saat ini, mari kita coba untuk
melawan.
Meskipun dia sudah kehilangan sensasi seluruh tubuhnya, Ishto memusatkan
kesadarannya di sekitar perut.
Segera setelah itu, batu-batu yang menutupi permukaan kulit, hancur bersamaan dengan suara berderak.
Seperti yang terlihat, sensasi tubuhnya juga membaik.
Ishto memeriksa tubuhnya. Utuh tanpa luka.
"――!?"
Sekali lagi, naga itu mengeluarkan suara aneh. Dia tidak lagi merasa ragu. Jika harus menerjemahkan pikiran sang naga, dia berkata seperti, "Siapa gerangan kamu!?".
"Fum.
Meskipin diriku terlihat seperti
manusia lemah, tapi
sepertinya aku
mewarisi beberapa kekuatan dari saat aku menjadi Raja Iblis. Aku tidak mengetahui begitu banyak tentang tubuhku, tapi... yah, biarlah."
Ishto menyeringai.
"Berikutnya adalah, giliranku――"
Share This :
Mantul, terimakasih banyak min dan di tunggu update selanjutnya
ReplyDeleteOh kapan updatenya lagi bang kalo bisa yang cepet bang
ReplyDeleteup oi up oi
ReplyDelete