BLANTERWISDOM101

I Forgot How To Return Chapter 03 Part 01

Chapter 03 : Teacher and Fiance (Part 01)

 “Maukah kamu menerimannya?”

Raja Kagami meminta keputusan dari Haruto, apakah ia akan menerimanya atu tidak.

“T-Tunggu sebentar!! Bukankah ini terlalu mendadak!! Dan juga, aku masih berumur 16 tahun lho!”

“Di dunia ini, umur 15 tahun diperbolehkan untuk menikah lho..”

“AP!!?”

Haruto terkejut mendengar fakta itu. Ia menoleh ke arah Hatsumi untuk meminta kepastiannya dan Hatsumi pun mengangguk malu.

(Kau bercanda, ‘kan?)

“Tunggu sebentar…”

Haruto mulai berpikir keras tentang hal ini, dipandanginya Hatsumi dan kedua orang tuanya berkali-kali dan mereka bertiga menunjukkan wajah penuh harap.

“A-Aku mengerti!! Aku mengerti!! Aku akan menjadi gurunya Hatsumi! Tapi, untuk masalah tunangan… Kupikir itu bisa di tunda terlebih dahulu..”

Hatsumi yang mendengarnya menundukkan kepalanya dengan sedih.

(Mengapa kau kembali sedih!!!!?? Apa yang sebenarnya kau harapkan, Hatsumi!!!)

Haruto berteriak dalam hati melihat ekspresi Hatsumi.

Tiba-tiba Haruto teringat sesuatu.

“Oh, iya.. Bukankah Kerajaan Conscience itu berada jauh di tenggara? Lalu, mengapa anda bisa berada di sini?”

“Kami datang ke sini untuk melihat putri kami..”

“Benar! Benar! Kami mendapat laporan kalau Hatsumi pergi ke wilayah iblis, jadi kami langsung pergi ke sini untuk menjengukmu.”

“P-Pergi ke sini? Dengan apa?”

Seketika itu Hatsumi menyadari bahwa Haruto masih belum mengetahui apa-apa tentang dunia ini.

“Ah! Kalau itu biar kujelaskan.”

“Ara ara, Hatsumi.. Apa kau mencoba untuk terlihat keren di hadapan Haruto-kun?”
Hatsumi yang terlihat bersemangat itu di goda oleh ibunya.

“S-Sudah kubilang bukan itu!!!”

**********

“Jadi ini adalah Transfer Gate.

Saat ini mereka berada di sebuah ruangan yang sangat rahasia di mansion itu. Terdapat sebuah kristal berwarna biru raksasa berukuran 5 meter.

“Kristal ini dibuat oleh Sang Pahlawan 500 tahun yang lalu.”

―Di dunia ini, ada 20 buah kristal yang di buat oleh Sang Pahlawan dan semuanya itu hanya dimiiki oleh keluarga kerajaan. Kristal tersebut berfungsi dengan berpasangan. Saat seseorang mengaktifkan kristal tersebut, maka orang itu akan berpindah ke kristal yang lainnya. Kristal ini memerlukan mana sekitar 500 untuk mengaktifkannya.

Sementara Hatsumi sedang menjelaskan tentang kristal itu, Haruto menatap kristal itu dengan penuh kekaguman.

“Cantiknya..”

“Fue!?”

Hatsumi terperangah mendengar gumaman Haruto. Wajahnya kini telah memerah.

“Lihat Hatsumi, kau dibilang cantik, lho..”

Ibu Hatsumi yang berada di sampingnya mulai menggodanya.

(Tidak.. Yang kumaksud cantik itu kristalnya.)

Haruto menyangkal perkataan itu dalam hati.

“Uuh.. Sampai kapan ibu mau menggodaku?”

“Tentu saja sampai Haruto-kun menyetujui pertunangannya denganmu.”

“AP!!!” Keduanya terkejut.

“M-Masih saja membahas soal itu!?”

(Gawat.. Ternyata dia benar-benar ingin membuatku menyetujuinya.)

Haruto menghela napas. Sejujurnya, Haruto tidak keberatan bertunangan dengan Hatsumi. Dengan wajah yang cantik dan tubuh sebagus itu, tidak mungkin Haruto menolaknya. Hanya saja, hal itu harus mendapat persetujuan dari kedua belah pihak.

“B-Bagaimana menurutmu, Hatsumi? A-A-Apa kamu mau menjadi…… T-Tunanganku?”

Tanyanya sambil melirik ke arah Hatsumi.

Jantung Hatsumi berdetak kencang mendengarnya, dia dapat merasakan tubuhnya yang memanas.

Apa yang harus dikatakan Hatsumi?

“Ayo, Hatsumi.. Katakan yang sebenarnya.. Ini kesempatan sekali seumur hidup,lho.”

“Uuh..”

Hatsumi semakin memerah setelah mendapat dorongan dari ibunya.

(A-A-Apa yang harus kulakukan!!? A-Aku tidak keberatan jika itu Haruto Tidak tidak! Apa yang aku pikir Ah!)

Hatsumi akhirnya menyadari perasaanya. Ia merasakan sebuah kehangatan dalam hatinya. Sambil menutup matanya serta menggenggam tangannya di dada, Hatsumi menjawab pertanyaan itu dengan senyuman.

“A-Aku mau Tidak.. Ijinkan aku menjadi tunanganmu!!!”

Kali ini, giliran Haruto yang kehilangan kata-kata.

“S-Serius?”

“Ya.”

“Lihat Haruto-kun.. Hatsumi sudah setuju lho.” Ibu Hatsumi melancarkan sebuah provokasi pada Haruto.

“Aku mohon padamu, Haruto-kun..” Ayah Hatsumi juga memohon padanya.

Melihat kegigihan mereka, Haruto akhirnya menjawab.

“Baiklah, aku menerimanya.”

Hari itu, mereka resmi bertunangan.

**********

Satu minggu telah berlalu dan hubungan mereka terus berlanjut. Hari ini, mereka sedang berlatih pedang di halaman mansion.

“Ayo Hatsumi, Perbaiki kuda-kudamu itu!”

Mereka saling mengadu pedang kayu. Haruto yang menjadi gurunya, terus mengevaluasi gerakan Hatsumi.

“Gerakanmu terlalu kaku!”

Serangan yang Hatsumi berikan selalu dapat ditangkis dengan mudah oleh Haruto.

“Hyaaa!!!”

Hatsumi terus melancarkan serangan. Leher, lengan, pinggang, kaki.. Hatsumi mencoba untuk menyerang bagian itu namun tidak berhasil.

(Sial.. Pertahanannya terlalu sempurna!)

“Kau lengah!!”

Haruto berteriak ketika Hatsumi yang sedang berpikir. Haruto memutar pedangnya lalu menyerang pergelangan tangannya.

“Ouch!”

Pedang milk Hatsumi terjatuh, Haruto segera menendang kaki Hatsumi lalu mengarahkan pedangnya ke lehernya.

“A-Aku menyerah.”

Hatsumi mengatakan kekalahannya. Haruto segera menarik kembali pedangnya.

“Kau boleh saja berpikir di tengah pertarungan, namun jangan sampai hal itu membuatmu kehilangan konsentrasi.”

“Uuh…”

Hatsumi menggerutu kesal karena ia tidak pernah menang melawannya.

“Hatsumi-sama, Haruto-sama.. Silakan beristirahat terlebih dahulu.”

Pelayan Satsuki membawakan handuk kepada mereka berdua.

“Terima kasih, Satsuki-san.”

Haruto menerima handuk tersebut kemudian mengelap wajahnya dengan itu. Mereka segera beristirahat dipinggir halaman sambil meminum minuman yang Satsuki buat.

“Puaahhh!! Segarnya!!”

Hatsumi merasa tubuhnya kembali bugar. Haruto yang melihatnya tersenyum tipis.

“Kemampuanmu semakin bagus, Hatsumi..”

“Mu.. Tapi tetap saja aku tidak bisa mengalahkanmu.”

“Hehe.. Tidak semudah itu jika kau ingin menang melawanku.”

“Hmph!”

Hatsumi memalingkan mukanya dengan kesal, “Hei, Haruto.. Setelah ini kita tidak ada aktifitas, ‘kan?”

“Ya.”

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita berjalan-jalan di kota!?”

“Eh?”

“Ayolah.. Kau belum pernah jalan-jalan di kota, ‘kan? Aku akan menemanimu.”

Hatsumi sedikit memaksa Haruto agar setuju dengannya. Sambil tersenyum, Haruto menjawabnya.

“Baiklah.. Tapi, kamu yang traktir aku, ya..”

“O-Oke..”

Hatsumi dengan wajah pucat menjawab perkataannya.

“Hehe.. Sepertinya aku akan bersenang-senang.”

Hatsumi hanya bisa tersenyum pucat melihat semangat Haruto.

□□□
Share This :
KaiToranslation

Just a stray translator that usually found on the internet.

0 Comments