Chapter 03 : Teacher and Fiance (Part 04)
Keesokan
harinya, mereka berdua pergi menuju Royal Academy.
Malam itu,
Hatsumi memanggil orang tuanya ke mansion dan mendiskusikan hal itu
dengan mereka. Setelah segala sesuatunya telah dipersiapkan, Haruto resmi
menjadi pengawal pribadi Hatsumi.
“Jadi ini adalah Royal Academy..”
Haruto bergumam sambil menatap ke arah Bangunan yang
sangat besar di depannya. Saat ini,
Haruto sedang memakai pakaian tempur hitamnya serta membawa pedangnya. Begitu
juga dengan Hatsumi, karena ini adalah Royal Academy, ia harus memakai seragam
sekolahnya.
“Ya.” Jawab Hatsumi, “Ayo kita masuk.”
Hatsumi menarik tangan Haruto dan segera memasuki sekolah.
Karena saat ini sedang libur, Royal Academy terasa sangat
sepi. Mereka berjalan sepanjang lorong sekolah tanpa menemui seorang pun. Di
akhir lorong itu, terdapat sebuah pintu yang cukup besar.
“Ini adalah ruang kepala sekolah.”
Hatsumi mengetuk pintu itu.
“Masuklah.”
Terdengar
sebuah jawaban dari balik pintu. Mereka segera memasuki ruangan itu.
“Selamat
datang. Aku sudah menunggumu, Hatsumi-chan.. Dan juga Haruto-sama.”
Di ruangan itu, seorang perempuan muda sedang duduk di
kursi sambil melipat tangannya di atas meja.
Ruangan itu berisi sebuah meja untuk kepala sekolah, sofa
dan sebuah meja kecil yang terletak di depannya, serta beberapa lemari yang
terletak di pinggir ruangan itu.
Perempuan itu mengenakan jubah berwarna putih. Ia memiliki rambut panjang berwarna
hijau serta mata berwarna kuning keemasan serta dada yang cukup
besar. Tingginya sekitar 166 cm, jika dilihat sekilas mungkin
orang-orang akan mengira kalau dia adalah perempuan muda pada umunya. Namun,
ketika Haruto melihat statusnya, ia sangat terkejut.
“Perkenalkan, namaku adalah Fia Zettrica. Aku adalah
kepala sekolah di Royal Academy ini.”
Perempuan itu memperkenalkan dirinya lalu mempersilakan
mereka berdua untuk duduk di sofa yang berada di depannya. Setelah duduk,
Hatsumi berkata.
“Anda mungkin sudah mendengar keperluanku datang ke sini,
Fia-sensei.”
“Ya, tunanganmu ingin mengambil ujian masuk Royal Academy,
‘kan?”
Muka Hatsumi memerah mendengar kata-kata itu.
“Jangan malu-malu~
Raja dan Ratu Concsience sudah memberitahuku tentang pertunanganmu itu lho~” Goda Fia.
“U-Uuh..”
Hatsumi
kelihangan kata-kata untuk membalasnya. SementaraHaruto menatap Fia dengan
wajah mencurigakan. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ketika ia melihat
statusnya.
“Umm.. Fia-sensei?”
Haruto mencoba untuk berbicara.
“Ya, ada apa Haruto-sama?”
“Bagaimana kalau kita langsung ke intinya saja?”
“Fumu. Aku mengerti.”
Setelah itu, Fia segera bangkit dari kursinya kemudia
berjalan mendekati mereka.
“Ayo kita mulai ujiannya.”
**********
Tes pertama adalah tes tulis. Haruto bisa mengerjakannya
dengan mudah, alasannya adalah karena..
(Bukankah ini adalah tes untuk anak sekolah dasar?)
Ya, entah
mengapa soal yang di berikan sama dengan level sekolah dasar di dunianya
sehingga Haruto dapat menjawabnya dengan mudah. Hanya butuh waktu 5 menit untuk
menyelesaikannya.
“Bukankah kau
terlalu hebat, Haruto?”
Itulah komentar
Hatsumi ketika mengetahui kecepatan Haruto dalam mengerjakan soal itu.
“Tidak, bukan
itu masalahnya..”
(Apa pendidikan
di dunia ini juga rendah,ya?)
Sementara itu,
Fia sedang menatap kertas lembar jawaban milik Haruto dan tersenyum.
“Yosh, kalau
begitu mari kita lanjutkan ke tes berikutnya.”
“Tes praktek,
‘kan?”
“Ya.. Tapi,
karena saat ini Royal Academy
sedang libur dan hanya ada kita bertiga, maka kita akan melakukan sebuah
pertandingan.. Tentu saja melawanku, Haruto-sama.”
“E-Eh?”
**********
Haruto dan Fia
telah berdiri berhadapan di sebuah arena sementara Hatsumi berdiri di pinggir
arena sambil menyaksikan kedua orang itu dengan cemas.
(Kenapa malah
jadi seperti ini?)
“Anu..
Fia-sensei? Apa kita akan bertarung? Aku.. Tidak bisa memakai sihir, lho..”
“Aku tahu.
Karena itu kau membawa pedangmu, ‘kan? Kita akan bertarung dengan menggunakan
senjata.”
Fia memasang
kuda-kudanya lalu mengarahkan sebuah tombak ke arah Haruto.
“Aku mulai,
Haruto-sama.”
“Eh? T-Tunggu
dulu..”
Tanpa
mendengarkan perkataan Haruto, Fia mengucapkan mantranya.
― Oh [Lightning], datang dan penuhi panggilanku, «Light Spear» !!! «Light Speed» !!!
Tombak Fia mengeluarkan
petir berwarna kuning dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Haruto yang menyadariya
segera memasang posisi bertempurnya.
“Oi oi.. Bukankah kau
bilang kalau kita akan menggunakan senjata!? Mengapa kau malah menggunakan
sihir, Fia-sensei!?”
“Oh, Apa aku
melarang untuk menggunakan sihir?”
“S-Sialan..
Dasar curang!”
Dalam sekejap,
Fia menghilang dari hadapan Haruto.
“Sebaiknya kau
tidak lengah terhadapku, Haruto-sama.”
Tiba-tiba Fia
muncul di belakang Haruto. Ujung tombaknya menyentuh tepat di belakang
lehernya. Meskipun sempat terkejut, Haruto tersenyum.
“Hal itu juga
berlaku untukmu, Fia-sensei.”
“Eh?”
Tiba-tiba, mata
tombak yang mengarah ke leher Haruto terbelah manjadi potongan-potongan kecil
dan jatuh ke tanah.
“Ugh!”
Fia segera
menghilang dan menjaga jarak dengan Haruto.
“Ada apa?
Senjatamu sudah rusak, ini artinya aku menang.”
Haruto
memperlihatkan senyumannya.
“H-Haruto!? Apa
yang kau lakukan!?”
Hatsumi yang
melihat hal itu sangat keheranan dan bertanya.
“Aku hanya
memotongnya dengan pedangku.”
Haruto
memperlihatkan pedangnya yang telah terhunus kepada Hatsumi dan Fia.
(Sungguh
kekuatan yang mengerikan..)
Fia melihat ke
arah tombaknya yang telah hancur. Sehebat apapun orang dalam seni berpedang,
Fia baru pertama kalinya melihat tebasan secepat itu. Tanpa sadar, ia
tersenyum.
― Oh [Lightning], datang.. Datang.. Datang dan
penuhi panggilanku, «Berserker» !!!
Arena itu mulai
berguncang dengan hebat, petir berwarna putih memenuhi tempat itu kemudian
membentuk sosok 5 ksatria raksasa dengan tinggi 4 meter.
“I-Itu..”
Hatsumi kaget melihat
sosok itu. «Berserker» merupakan salah satu teknik pemanggilan tingkat tinggi
dari elemen [Lightning], itu
adalah pemanggilan pasukan dari dewa petir.
“Oi oi..
Bukankah ini terlalu berlebihan, Fia-sensei? Sekolah ini bisa hancur kalau
mereka mengamuk, ‘kan?”
“Kalau kau
tidak ingin sekolah ini hancur, maka kalahkan mereka.”
Fia menantang
Haruto untuk mengalahkan mereka.
“Bukankah itu
adalah hal yang tidak seharusnya seorang kepala sekolah lakukan?”
(Apa-apaan
perempuan ini? Dia ingin menghancurkan sekolahnya sendiri?)
Haruto segera
menghunuskan pedangnya.
“Hatsumi!
Perhatikan dan jadikan ini pelajaranmu, mengerti!!?”
“Y-Ya? Apa
maksudmu?”
Menggenggam
erat gagang pedangnya, Haruto melompat ke arah ksatria itu.
“Ayo, kawanku!
Kita hancurkan mereka, [Star Hope] !!!”
[Star Hope]
adalah nama pedang Haruto yang ia buat sendiri. Nama itu diberikan oleh
seseorang yang sangat spesial untuknya, orang yang takkan pernah Haruto
lupakan.
Kelima ksatria
itu mengeluarkan pedang dari petir yang maju menyerang Haruto.
“HYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!”
Ledakan besar
pun terjadi.
**********
Kediaman Duta
Kerajaan Conscience
Terdengar suara
sebuah ketukan pintu.
“Apa kau sudah
siap Haruto?”
“Ya.”
Haruto menatap
ke arah cermin sambil membenarkan kerah lehernya. Setelah itu, ia segera
membuka pintu.
““Cantik..””
Tanpa sadar
mereka berdua menggumamkan hal itu. Setekita wajah mereka berdua memerah dan
saling menundukkan kepala.
“A-Ayo kita
pergi.. Haruto...”
“Ya, ayo
pergi.. Ke Royal Academy!”
□□□
Share This :
0 Comments