Chapter 05 : 10 Elites (Part 01)
Haruto dan Hatsumi saling bertatapan.
Dalam sudut pandang Haruto,
Hatsumi telah melanggar perjanjian yang telah mereka buat. Meski begitu, Haruto
ingin mendengar alasannya langsung dari Hatsumi karena ia yakin Hatsumi memiliki
alasannya tersendiri.
Sementara dalam sudut pandang
Hatsumi, ia merasa bersalah karena menggunakan kekuatan yang Haruto ajarkan
tanpa ijin darinya. Ia bingung antara memberitahu yang sebenarnya atau membuat
sebuah alasan yang lebih masuk akal.
Suasana dalam arena tersebut
sangatlah canggung, dan melihat hal itu Fia mencoba untuk meringankan suasana.
“Yah, aku tidak menyangka kalau
kau sekuat itu, «White Seal»…. Siapa sangka kalau kau berhasil
mengalahkan «Yellow Storm» yang kuat itu.”
“«Yellow Storm»? Apa itu?”
Haruto yang tidak mengerti apa yang dibicarakan bertanya kepada Fia.
“Itu adalah gelar dari
orang yang Hatsumi lawan tadi.”
“Ah... Jadi begitu.”
Karena Haruto sudah melihat «White Seal» pada status Hatsumi, tidak sulit
untuk memperkirakan kalau orang lain juga memiliki gelar sepertinya.
“Ugh….”
Perempuan itu, Sophia Antinous yang tergeletak di tanah itu tiba-tiba
bangkit.
“S-Sial, apa-apaan itu!?”
Sophia menatap ke arah Hatsumi dengan tajam.
“Kau! Trik apa ang kau gunakan!?”
““Ha?””
Hatsumi dan Haruto yang mendengar hal itu hanya mampu mengeluarkan suara
ketidakpahaman mereka.
“Kau pasti melakukan kecurangan, kan!?”
Sophia kembali berteriak. Haruto yang tidak mengerti apa yang ia bicarakan,
bertanya.
“Hei, apa maksudnya curang itu?”
“Hah!? Siapa kamu?”
Sophia yang melihat Haruto
sebagai sosok yang asing bertanya sambil menyipitkan matanya. Menyadari hal
itu, Haruto segera memperkenalkan dirinya.
“Namaku Halt Cross. Aku adalah pengawal pribadi Shirasaki Hatsumi.”
**********
Hatsumi yang mendengar hal itu tentu saja merasa kaget.
(Eh? Halt Cross? Apa itu? Apa yang sebenarnya terjadi, Haruto?)
Sementara Fia yang mendengarnya diam-diam menahan tawa.
Dan....
“Pengawal pribadi, ya... Jadi, budak sepertimu ingin bertingkah seperti
seorang majikan, ya... Hatsumi?”
Sophia melanjutkan perkataannya.
“Hei, kamu... Halt Cross, ‘kan? Daripada bersama dengan budak itu,
bagaimana kalau kau bergabung menjadi salah satu pengawalku?”
Seketika itu juga, aura yang mengerikan keluar dari tubuh Halt.
“Apa maksudmu? Budak? Siapa yang kau maksud?”
“““!!!”””
Ketiga orang tersebut merasakannya.
Karena Haruto sudah tidak memiliki mana dalam tubuhnya, maka yang mereka
rasakan bukanlah kekuatan sihirnya, melainkan kemarahannya.
“K-Kau berani melawanku, «Yellow Storm»-sama
ini!?
Jangan sombong kau!”
“H-Halt-sama tolong tunggu sebentar!”
Fia yang merasakan bahaya langsung mengahadang Halt di depannya.
“Maafkan aku, Halt-sama. «Wind Blow»!!”
Fia mengarahkan sihirnya kepada
Halt sehingga ia terlempar ke dinding pembatas arena.
“F-Fia-sensei!? Apa yang kau
lakukan!?”
“Haha! Rasakan itu,
pengawal-san. Terima kasih sudah menghajarnya untukku, Fia-sensei.”
Sementara Hatsumi merasa panik
dengan perbuatan Fia, Sophia justru memujinya. Mendengar hal itu Fia melirik
dengan tajam ke arah Sophia.
“Dia pasti baik-baik saja, jangan khawatir Hatsumi-chan. Lebih penting
lagi, apa yang sudah kau lakukan Antinous-san? Apa kau ingin mati?”
““Eh?””
Fia bertanya dengan nada yang dingin.
“Mengapa kau mengatakan sesuatu yang bisa membuatnya marah!? Dia bisa
membunuhmu karena ucapanmu itu!”
Benar, alasan mengapa Fia menghempaskan Halt adalah untuk menyelamatkan
Sophia dari amarahnya.
“Haah!? Apa maksud Fia-sensei? Aku ini «Yellow Storm» lho. Peringkat ketiga dalam 10 Elit di Royal Academy ini.
Tidak mungkin aku bisa kalah hanya dengan orang seperti―”
“Seperti siapa?”
“K-Kau!?”
Halt yang tadi terpental oleh Fia sudah berada tepat dihadapan ketiga orang
itu. Dengan pakaian yang mulai lusuh akibat sihir Fia, Halt menatap Sophia
dengan tajam.
“Halt! Apa kau baik-baik saja!?”
Hatsumi sebenarnya merasa aneh ketika memanggil Haruto dengan nama itu,
namun untuk sementara ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti alurnya
terlebih dahulu. Hatsumi yang
cemas mulai mendekat kepada Halt dan memegang ujung lengan bajunya.
“Ya, meski dadaku merasa sakit akibat sihir dari Fia-sensei.”
Halt menjawabnya dengan sedikit tertawa sambil memegangi dadanya dengan
tangan kirinya.
“B-Bagaimana bisa kau bertahan setelah terkena serangan itu!?”
Halt mengalihkan pandangannya dan menjawab pertanyaan Sophia dengan mengangkat
pedang di tangan kanannya.
“Dengan ini.”
“P-Pedang!?”
“Ooh.. Mungkinkah itu adalah pedang sihir?”
Fia yang sudah lama curiga dengan pedang itu akhirnya dapat menyimpulkan
jawabannya.
“Tepat sekali, Fia-sensei. Ini adalah pedang sihir yang kubuat sendiri. Dan
tentu saja, ia memiliki kemampuan untuk menyerap sihir dan mengeluarkannya
kembali. Yah, kalau saja aku tidak sempat menghadangnya dengan pedangku ini,
mungkin aku sudah terkapar akibat sihirmu itu, Fia-sensei.”
“Huh! Ternyata hanya karena pedang itu kau bisa selamat dari serangan itu.
Tanpa benda itu kau tidak ada apa-apanya, ‘kan?”
Sophia mencemooh Halt sambil melipat tangannya di dada.
“Hm? Apa kau lupa kalau kau baru saja dikalahkan oleh Hatsumi?”
“Kuh..”
Sophia tidak bisa bereaksi dengan kata-kata Halt, ia pun melanjutkan
perkataannya.
“Selain itu, saat ini aku merupakan seorang Ksatria, bukan seorang Magician.
Wajar saja jika aku menggunakan pedang.”
(Saat ini? Apa maksudnya?)
Sophia yang merasa jengkel dengan perkataan Halt mengajukan sebuah
tantangan kepadanya.
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita bertanding untuk membuktikan siapa yang
lebih kuat?”
“Tidak mau.”
“Eh?”
Jawaban yang diberikan oleh Halt benar-benar diluar perkiraan Sophia.
“Kenapa aku harus bertarung denganmu? Kalau kau saja tidak mampu melawan
Hatsumi dengan benar, maka kau takkan pernah mengalahkanku. Aku takkan pernah
mau menjadi pengawal pribadi dari orang yang lebih lemah dari Hatsumi.”
“Jangan sombong kau!”
― Oh
[Wind], Datanglah.. Penuhi
panggilanku dan hancurkan musuhku,
«Wind Storm»!!!
Sophia yang terbakar oleh emosi langsung mengucapkan
mantra sihirnya. Sebuah pusaran angin yang sangat kencang mulai muncul di
tengah-tengah mereka.
Halt dengan segera memasang posisi tempurnya. Namun,
“Eh? Hilang?”
Sihir yang Sophia buat telah hilang dalam sekejap. Tapi,
hal itu bukan disebabkan oleh pedang milik Halt.
(Siapa yang melakukannya?)
Halt yang kebingungan dengan hal itu mendengar sebuah
suara.
“Ufufu, apa yang sebenarnya terjadi di sini, ya?”
Terdengar suara langkah laki mendekat ke arena tersebut.
“K-Kalian!?”
Hatsumi kaget melihat sosok itu, Halt yang penasaran ikut
mengalihkan pandangannya ke asal suara itu.
Saat itu, sekelompok gadis masuk ke dalam arena. Lalu,
salah satu dari mereka berbicara.
“Apa kami boleh bergabung, Fia-sensei?”
□□□
Share This :
0 Comments